Kembara Warisan Budaya Kampar 2023

0
251
Peserta sedang menggali informasi dari narasumber, Selasa (12/09)

Pelindungan budaya menjadi upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan kebudayaan bagi generasi selanjutnya. Tanpa adanya upaya pelindungan, kebudayaan rentan hilang dan terlupakan.

Setidaknya terdapat beberapa bentuk pelindungan kebudayaan dapat dilakukan, di antaranya melalui inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, serta publikasi.  

Pendokumentasian budaya menjadi salah satu bagian dari upaya pelindungan budaya. Namun, pada masa sekarang perlu cara-cara kreatif dalam melakukan pendokumentasian budaya tersebut. Jiwa zaman menuntut kreativitas dalam penyampaiannya, sehingga menarik kalangan generasi muda untuk terlibat dalam pelindungan budaya dan melestarikannya. Melalui cara-cara kreatif dan kekinian, kebudayaan akan cenderung lebih mudah dikenali dan dipahami. Penggunaan media sosial merupakan salah satu sarana alternatif jawaban upaya pelindungan kebudayaan yang massif menjangkau secara luas publik.

Hal di atas disampaikan Jumhari dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan “Kembara Warisan Budaya” yang dilaksanakan di villa deKotoz, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar pada Senin (11/09). Kembara Warisan Budaya yang ditaja BPK Wilayah IV telah berlangsung dari Senin-Kamis (11-14/09). Kegiatan ini melibatkan kalangan anak-anak muda dari berbagai profesi di antaranya seniman, fotografer, mahasiswa, jurnalis, kreator konten, dan sebagainya. Peserta terpilih juga berangkat dari berbagai daerah di Provinsi Riau. Selain dari Kampar tempat diselenggarakannya kegiatan ini, peserta juga tercatat berasal dari Pekanbaru, Siak, Bengkalis, Indragiri, Kepulauan Meranti, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Kuantan Singingi. Selain itu juga terdapat seorang peserta dari Tanjungpinang.

Para peserta berfoto bersama di kompleks Candi Muaratakus

Pada sambutannya tersebut Jumhari mengajak para peserta untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk melakukan pelindungan budaya, yaitu dengan mempublikasikan karya budaya, terutama kebudayaan tradisional maupun cagar budaya yang terdapat di daerah. Karena, upaya pelindungan kebudayaan tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah saja, melainkan butuh keterlibatan masyarakat luas, termasuk para kreator konten di media sosial. Lebih lanjut, diibaratkan, para kreator konten kebudayaan dapat menjadi mata dan telinga BPK Wilayah IV dan pemerintah secara luas dalam upaya pelindungan kebudayaan. Kreator konten kebudayaan dalam bermedia sosial juga harus dilakukan secara bijak dengan memperhatikan norma dan etika yang ada di dalam masyarakat.

Kegiatan Kembara Warisan Budaya BPK Wilayah IV dibuka oleh Arfis, Kepala bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar. Pada sambutannya tersebut, Arfis mendukung secara penuh kegiatan tersebut dilakukan di Kampar. Dan Berharap melalui kegiatan tersebut kebudayaan Kampar semakin tersiar secara luas.

Pada acara Kembara Warisan Budaya para peserta mendapatkan asupan materi dari beberapa narasumber, di antaranya Sita Rohana dan Azwar Sutihat (Pamong Budaya BPK Wilayah IV), Endang Purwasari (akademisi ISI Surakarta), Asti Novi Lalasati (filmmaker), Salman dan Sarkawi (budayawan Kampar). Dalam kegiatan ini, para peserta disuguhi materi-materi riset kebudayaan, OPK, cagar budaya, dan teknik videografi, selain itu terdapat lokakarya pendokumentasian budaya di kompleks Candi Muaratakus dan kompleks rumah Lontiok Pulau Belimbing, Kuok. Kegiatan tersebut dibalut dengan semangat kolaborasi dan saling belajar bersama.

Pembukaan Kembara Warisan Budaya, Senin (11/09) di villa deKotoz, XIII Koto Kampar.

Di kompleks rumah lontiok para peserta mendapatkan pertunjukan budaya silat perisai, tradisi lisan basiacuong, makan bajambau, manggelek tobu. Peserta juga dapat melihat langsung bentuk dan ornamen/motifnya yang melekat pada rumah lontiok tersebut.

Pada acara penutupan, Rabu (13/09), hadir Hariadi (Kasubbag BPK Wilayah IV), Arfis (Kepala bidang Kebudayaan), dan Sunardi (Pamong Budaya).

Dalam sambutan penutupan, Arfis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BPK Wilayah IV yang telah menjadikan lokasi kegiatan di Kampar. Dirinya juga berharap, Kampar dapat mengadopsi kegiatan Kembara warisan Budaya ini, sebagai ruang kolaborasi antara pemerintah daerah dengan para kreator konten kebudayaan untuk melakukan pelindungan kebudayaan. *** (Jauhar Mubarok)