Jambi Diminta Usulkan Raden Mattaher Sebagai Pahlawan Nasional

0
372
Dialog sejarah Raden Mattaher di Hotel Sang Ratu, Jambi, Kamis (30/3) kemarin.

Pemprov Jambi diminta mengusulkan Raden Mattaher sebagai pahlawan nasional. Perjuangan Raden Mattaher melawan Belanda sangat heroik. Kajian dan tulisan mengenai Raden Mattaher harus dilengkapi untuk kelengkapan naskah akademis. Data pendukung lain sudah memadai, seperti pemakaian nama Raden Mattaher untuk nama rumah sakit, nama jalan dan yayasan di Jambi.

Demikian benang merah dari dialog kesejarahan “Mengenal Perjuangan Raden Mattaher” yang ditaja Balai Pelestaran Nilai Budaya Kepri di Hotel Sang Ratu, Kamis (30/3) kemarin. Penetapan sebagai pahlawan nasional dianggap sangat layak dengan beberapa pertimbangan. Sejumlah narasumber dalam dialog memaparkan argumen betapa layaknya Raden Mattaher sebagai pahlawan nasional.
Anastasia Wiwik Swastiwi salah seorang perumus mengatakan, ada enam poin dalam rumusan hasil dialog kesejarahan ini. Pertama, Raden Mattaher berjuang melawan Belanda hingga wafat melawan Belanda tanpa kata menyerah.Kedua, perjuangannya
menginspirasi perjuangan rakyat selanjutnya meskipun tidak terorganisir seperti yang pernah dilakukan Raden Mattaher. Ketiga, Pemerintah RI telah menganugerahkan pahlawan nasional kepada Sultan Thaha, dengan perjuangan yang sama Raden
Mattaher juga berhak menerima anugrah sebagai pahlawan nasional. Keempat, nama Raden Mattaher telah diabadikan sebagai nama gedung rumah sakit, nama jalan dan yayasan di Jambi.
“Hal ini sudah cukup mendukung untuk pengajuan salah satu persyaratan pengajuan pahlawan nasional. Nama Raden Mattaher namanya diabadikan pada sarana yang monumental di Jambi,”kata Wiwik, kemarin.

Poin lain dalam rumusan adalah tulisan dan kajian tentang Raden Mattaher harus dilengkapi melalui penelitian/pengkajian yang lebih komprehensif. Gunanya didapat naskah akademis yang valid sebagai salah satu persyaratan. Hal lain yang sangat penting adalah salah satu keturunan Raden Mattaher, yakni cucunya Ratumas Siti Aminah sangat mendukung rencana pengusulan Raden Mattaher sebagai pahlawan nasional.
Ada delapan orang perumus dialog kesejarahan ini, yakni Toto Sucipto, Anastasia Wiwik Swastiwi, Hendri Purnomo, Ujang Hariadi, Siti Heidi Karmela, ZPO Ritoa, Ratumas Siti Aminah dan Jumardi Putra. Sedangkan narasumber dalam dialog ada empat orang, yakni Ujang Hariadi (praktisi sejarah), Siti Heidi Karmela (Unbari), Ratumas Siti Aminah dan ZPO Ritoa.**