Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri memiliki berbagai kekayaan alam dan budaya yang memesona. Banyak situs di Natuna, termasuk batu granit yang berusia lebih dari 100 juta tahun, dan situs-situs laut lainnya, yang bisa menjadi geopark maritim. Natuna diharapkan menjadi kawasan geopark dunia yang diakui Unesco.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Toto Sucipto mengatakan, Kementrian Luar Negeri bersama kementrian terkait, termasuk Kemdikbud, serta akamdemisi dari sejumlah perguruan tinggi berupaya menggali potensi Natuna dijadikan geopark dunia.
“Kami dari BPNB Kepri menyiapkan data kesejarahan dan budaya. Beberapa waktu lalu saya menghadiri acara diskusi masalah geopark ini di Lantamal IV Tanjungpinang. Dalam waktu dekat akan juga presentasi di Kemenlu,”kata Toto, kemarin.
Secara geografis Natuna dikelilingi oleh empat negara ASEAN dan berbatasan dengan Laut China Selatan. Kabupaten Natuna merupakan bagian dari wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI I), yang merupakan jalur perdagangan global yang sangat ramai.
Secara geopolitik kawasan Natuna selama seribu tahun terakhir menjadi titik penting dalam jalur pelayaran dari Laut China Selatan ke Samudera Hindia.
Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit (abad ke-tujuh hingga ke-11) Kepulauan Natuna telah menjadi pusat bandar laut internasional.
Selain itu, aspek budaya dan kesejarahan Natuna juga perlu terus didalami dan dilestarikan. Contohnya seni budaya pantun yang sedang dalam proses untuk diajukan menjadi salah satu warisan budaya dunia melalui UNESCO.Natuna juga menyumbang sejarah dalam jalur rempah nusantara, karena menjadi bandar laut internasional di abad keemasan era keemasan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Pengenalan sejarah tersebut membuat dunia tidak hanya dijejali dengan sejarah Jalur Sutera China.
Upaya menjadikan Natuna sebagai geopark maritim juga didukung oleh Pemprov Kepulauan Riau dan Pemkab Natuna yang ingin menggali Natuna dan perairannya sebagai bagian integral dari sejarah Indonesia. **