Grup Bukan Ngota Angkat Diskusi Seni Jambi

0
171
Diskusi seni di Taman Budaya Jambi. (foto:popo)

Grup Bukan Ngota menggelar diskusi seni yang menghadirkan dua narasumber di Taman Budaya Jambi, Senin (9/7) kemarin. Bertindak sebagai narasumber Azhar MJ, seniman Jambi yang sehari-hari bertugas di Taman Budaya Jambi dan Nanda Darius dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri yang sebelumnya berkiprah di Teater Payung Hitam.

Dalam diskusi yang dihadiri belasan orang ini, mengetengahkan topik “Dari Sumber Tradisi ke Olahan Masa Kini”. Datuk Azhar MJ berbicara dari perspektif musik, sedangkan Nanda Darius dari perspektif teater. Menurut Datuk Azhar, musik tradisi asli Jambi didominasi oleh musik perkusi yang pukulannya adalah pukulan mati. Selain itu ada pula tuturan ratapan seperti Krinok.

Nanda Darius mengedepankan pentingnya disiplin diri bagi aktor sebelum menemukan ide dan mengkemasnya menjadi karya seni pertunjukan. Menurut Nanda, semua disiplin seni itu mudah yang susah adalah mengurus orangnya (pelaku/seniman). Sebagai aktor kita perlu menyeleksi ide (tradisi) lalu berani mengartikulasikan ide menjadi karya. Terakhir yang terpenting menjadi pelaku seni adalah selalu inovasi untuk mengolah ide menjadi kemasan yang lain (dekonstruksi) walau terbatas mampu meretas batas.

Nanda Darius dari BPNB Kepri

Diakhir diskusi Datuk Azhar mengajak peserta dan penikmat seni di Jambi untuk terus menginovasi potensi tradisi yang sebenarnya lebih modern dari seni yang dianggap modern saat ini. “Kita punya Iwa (Beiwa) di Kerinci yang mirip dengan musik Rap, kita punya Kulintang Kayu dengan nada do, re, mi, sol, la yang bisa diolah untuk lagu apa pun sama seperti musik Jazz. Hanya saja ekspor kebudayaan kita masih tertinggal sehingga potensi seni tradisi kita tidak banyak dibicarakan baik di ruang kampus maupun di ruang-ruang lainnya,”kata Datuk Azhar.

Sean Popo Hardi dari grup Bukan Ngota menyebutkan, ke depannya bakal lebih banyak dan giat lagi diskusi soal seni. ”
“Insyallah nanti ada edisi selanjutnya. Diskusi dengan topik berbeda,”kata seniman yang juga penggiat budaya Kabupaten Batanghari ini. **