Gondang Barogong, Alat Musik Rokan Hulu Pengiring Silat

0
4547
Gondang Barogong

Gondang borogong (gendang bergong) adalah kesenian Rokan Hulu yang menggunakan alat musik gendang, gong, dan calempong, sehingga juga disebut sebagai gondang colempong (gendang calempong). Gondang borogong biasa dimainkan untuk mengiringi silat gelanggang dan silat pengantin.

Gondang Borogong adalah perpaduan irama musik tradisional yang ada di Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Keberadaan musik tradisional Gondang Borogong mulai tercipta pada tahun 1937 yang dahulu namanya adalah Celempong. Bentuk alat musik Gondang Borogong ini berupa Celempong 6 buah, Gondang 2 buah dan Gong 1 buah. J

Gondang borogong menggunakan dua gendang yaitu, gondang polalu (gendang pelagu), dan gondang poningkah (gendang peningkah). Kedua gondang sama bentuk dan ukurannya, perbedaan terletak pada nada yang dihasilkan, gondang poningkah lebih rendah nadanya. Tinggi rendah nada ditentukan oleh ketebalan dan jenis kulit yang dipakai untuk muka gendang, serta peregangan kulitnya.

Gendang dimainkan menggunakan satu pemukul yang terbuat dari rotan sogo (rotan saga), sedangkan sisi lainnya dipukul dengan jari atau telapak tangan. Biasanya sisi yang dipukul dengan rotan adalah muka gendang di sebelah kanan. Gaya memainkan gendang ada tujuh cara: gondang botindieh lutuik (gendang bertindih lutut, dengan ditindih kedua lutut), tindieh bosonang–sonang (tindih bersenang-senang, gendang ditimpa dengan lipatan lutut kiri dan kaki kanan atau dilipat berdiri), tindieh bosonang-sonang duo kaki (tindih bersenang-senang dua kaki, gendang ditimpa dengan kedua lipatan lutut), bokapik (diapit, gendang diapit dengan kaki), bopangku (berpangku, gendang dipangku di atas paha), bolabak ateh tanah (diletak di atas tanah, pemukul gendang duduk mencangkung), bodiri (berdiri, gendang dipukul sambil berdiri, tali gendang disangkutkan dipinggang atau digantung di kuduk).

Celempong adalah alat musik pukul terbuat dari campuran besi, tembaga, perunggu, suasa, emas, dan timah yang dituang ke dalam cetakan. Kadar timah putih dan besi dalam campuran tembaga mempengaruhi lengkingan dan dentangan suara colempong. Bentuk fisik colempong terdiri pusek (pusat), bahu, badan, dan muluik (mulut). Pengaturan nada terletak pada ketebalan pusek colempong. Satu rangkaian celempong terdiri dari enam buah celempong dengan rupa suara (nada) yang berbeda. Keenam colempong tersebut disusun pada rurumah colempong (rumah calempong) yang kerangkanya terbuat dari kayu dan penahannya berupa dua helai tali atau rotan. Di atas bentangan tali atau rotan tersebut keenam colempong diletakkan. Seperangkat colempong dengan rurumah disebut dengan istilah sorawan (satu rawan).

Pemain colempong disebut tukang colempong atau tukang logu (tukang lagu) atau tukang polalu (tukang pelagu). Tukang colempong selalu didampingi oleh tukang tingkah, yang meningkah alunan suara lagu colempong. Bila hanya ada seorang tukang tingkah, ia akan berada di sisi kanan tukang colempong. Tapi bila ada dua orang tukang tingkah, maka keduanya berada di hadapan tukang logu.

Colempong ditokok/ dipukul dengan kayu ponukuo (pemukul) sepanjang satu jengkal yang terbuat dari kayu basong yakni kayu berserat halus dan ringan semisal kayu jelutung, pulai, nilam, mahang, atau terap. Memainkan colempong dapat diiringi ogong (gong) atau tetawak. Bentuk ogong serupa colempong dengan ukuran lebih besar, yang digantungkan pada palang kayu berkaki. **

Sumber: lamriau.id
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 2007. Panduan Alat Musik Gondang Borogong, Kabupaten Rokan Hulu.