Gelar Datok Perdana Satria Wangsa Untuk Tito Karnavian

0
400
Tito Karnavian, Datok Perdana Satria Wangsa

Perhimpunan Agung Zuriat kerabat Kerajaan Riau-Lingga memberikan gelar adat, Datok Perdana Setia Wangsa kepada Kapolri, Jenderal Tito Karnavian. Penabalan dilakukan di Balai Adat Indra Perkasa, Pulau Penyengat, Sabtu (21/1). Pemberian gelar kehormatan itu berlangsung dalam penganugerahan darjah kebesaran kerajaan Riau-Lingga.

Tito mendapatkan kesempatan untuk penyandangan bintang pelakat dan selempang anugerah Datok Perdana Satria Wangsa. Sebilah keris bercorak emas dan tanjak turut menyertai prosesi penganugrahan Darjah Kebesaran Kerajaan Riau-Lingga saat itu.

Tito beserta istrinya juga ditempatkan pada prosesi tepuk tepung tawar, salah satu tradisi kebudayaan melayu yang melekat dalam acara suatu penabalan. Tito mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh jajaran pemerintah daerah dan masyarakat Melayu di Kepri.

Menurutnya, anugrah tersebut sangat berarti, dan akan menjadi motivasi semangat untuk kedepannya dalam menjaga keamanan dan kesatuan negara Republik Indonesia. “Dengan diberikannya kehormatan gelar perdana datok ini. Saya menganggap gelar ini bukan hanya untuk pribadi saja, melainkan juga untuk Polri, agar lebih bersemangat, dan memotivasi, serta memperkuat moral dan moril dalam rangka mempertahankan NKRI,”kata Tito.

Tito menuturkan, Pulau Penyengat merupakan pusat Kerajaan Riau dan Lingga. Meskipun dulunya hanya teritorialnya daerah Riau dan semenanjung Melayu antara Malaysia serta Singapura. Namun pulau Penyengat memiliki rumpun Melayu yang kian berkembang. Buktinya Bahasa Indonesia yang digunakan masyarakat di seluruh negara ini berasaldari bahasa Melayu.
“Kita lihat sumpah pemuda 28 oktober 1948 yang dipilih sebagai bahasa pemersatu adalah bahasa Indonesia yang induknya berasal dari Melayu. Dan ini menunjukkan bahwa kerajaan Melayu Lingga ini memiliki pengaruh yang sangat besar di Indonesia,”ujarnya.

Untuk diketahui, Tito merupakan putra terbaik yang dimiliki masyarakat Melayu yang berasal dari Tangga Buntung, Palembang, Sumsel. Dikatakannya, pihaknya akan terus berupaya dalam menjalankan tugas demi menegakan hukum, khusunya didaerah Kepri.”Mudah-mudahan perkembangan pembangunan ekonomi di Kepri bisa segera cepat terlaksana, dan Kepri ini bisa menjadi salah satu daerah yang menjadi sentral pusat ekonomi di Indonesia. Serta kesejahteraan untuk seluruh masyarakatnya bisa segera terwujud,”ujarnya.

Prosesi pemberian gelar adat itu disertai dengan serangkaian acara. Mulai dari aksi pencak silat, tari penyambutan sekapur sirih, hingga memasuki prosesi acara penobatan (penabalan) dengan penyematan kelengkapan adat istiadat Melayu diantaranya, pemasangan tanjak, salempang, medali dan pin, keris, serta penyerahan sijil. **