Film Joget Dangkong Diputar di SMA 1 Bintan

0
315
Foto bersama peserta bioskop keliling di SMA 1 Bintan

Joget dangkong tahun 2015 lalu telah ditetapkan jadi warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia dari Kepri. Namun, banyak anak-anak Kepri tak tahu tentang Joget Dangkong. Sosialisasi ke masyarakat sangat penting, salah satunya melalui pemutaran film.

Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri memutar film Joget Dangkong di SMA 1 Bintan, Sabtu (13/5) kemarin. Kegiatan pemutaran film ini dalam program persemaian nilai budaya melalui bioskop keliling. “Kami sengaja memutar film Joget Dangkong ketimbang film nasional. Biar generasi muda kita tahu apa itu Joget Dangkong. Kesenian ini terus
lestari,”kata Ketua Panitia Kegiatan Bioling, Nanda Darius.

Ratusan siswa pun sangat antusias menyaksikan film yang mengambil latar di Moro, Karimun itu. Usai pemutaran film dilanjutkan pemberian apresiasi berupa hadiah kepada para pemenang. Pelajar yang menonton diberikan pertanyaan- pertanyaan oleh dewan juri. Mereka yang beruntung memperoleh apresiasi dari BPNB Kepri.

Kegiatan bioling di SMA 1 Bintan ini jadi penyelenggaraan yang kelima sepanjang tahun 2017 ini. Hingga akhir tahun setidaknya ada tiga kali pemutaran film yang juga lokasinya di Kabupaten Bintan. Tahun sebelum-sebelumnya dalam setahun bisa mencapai 16 kali pemutaran film. Paling banyak mengambil lokasi pemutaran di sekolah-sekolah, meski
pun ada yang memutar malam hari di lapangan bola atau pusat keramaian lain.

Film Joget Dangkong dibuat tahun 2015 lalu didanai anggaran Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya (INDB) dan dilaksanakan BPNB Kepri. Tahun yang sama juga dikerjakan dua film lain, yakni Klasik Gong (Riau) dan Teater Bangsawan di Lingga.
Kesenian joget sangat dipengaruhi oleh tarian rakyat Portugis. Orang-orang Portugis yang datang ke Melaka pada abad ke-15 memperkenalkan sejenis tarian yang diiringi dengan iringan musik yang terdiri dari sebuah gendang tambur dan sebuah biola. Jenis tari dan rentak musik tersebut sangat menarik perhatian masyaraka Melayu. Lama-kelamaan
kesenian itu berkembang dalam masyarakat Melayu Kepulauan Riau termasuk di wilayah Moro. Joget dipersembahkan untuk hiburan para nelayan di pantai. Seiring dengan perjalanan waktu, joget inilah yang dikenali dengan nama Joget Dangkong. **