Event akbar sastra di Provinsi Kepri akan bergaung 29 November-1 Desember 2018 dalam helat Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB).
Ada tiga lokasi kegiatan dalam kegiatan sastra yang menghadirkan penyair dari Indonesia, Malaysia, Singapura dan negeri jiran lain.
Rida K Liamsi penggagas acara menyebutkan, acara terbagi atas beberapa kegiatan, yakni parade baca puisi, ziarah budaya, peluncuran buku antologi puisi, senja di kaki Gunung Bintan dan Anugrah Jembia Emas. Menurut Rida, tema Hang Tuah sebagai tajuk utama dari gelaran FSIGB memang dasar yang memantik antusiasme para penyair jiran untuk terlibat dalam festival sastra paling akbar di Kepri tahun ini. Namun, karena persyaratannya adalah kualitas puisi yang diajukan ke dewan kurator, membuat tak semua penyair bisa diundang untuk berpartisipasi. “Penyair yang datang dalam acara ini. Puisinya yang lolos seleksi. Jadi puisi-puisi yang terbaik saja yang masuk dalam buku antologi puisi nantyi,”kata Rida.
Ada tiga lokasi pembacaan puisi mulai dari Kompleks Purna MTQ Bintan sebagai lokasi malam gala pembukaan, lalu keesokan harinya disambung di kaki Gunung Bintan, dan pada malam terakhir akan dihabiskan sepanjang malam di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman. Anugrah Jembia Emas di Eks Astaka MTQ Teluk Bakau, Bintan, dan peluncuran buku antologi Jazirah juga di lokasi ini. Senja di kaki Gunung Bintan bertempat di Pelataran Hotel Bintan Villa dengan latar Gunung Bintan. Acara seminar sumbangan penyair dalam sejarah digelar di Hotel Aston, Tanjungpinang, 30 November. Ziarah budaya tanggal 1 Desember di Bintan dan Tanjungpinang. Parade embacaan Puisi tanggal 1 Desember malam di Gedung Aisyah Sulaiman, Tanjungpinang. **