Festival Lampu Cangkok di Bintan Kembali Digelar

0
485
Pemkab Bintan kembali menggelar Festival Lampu Cangkok bulan Ramadhan 1439 H ini. (foto:bintan.go.id).

Pemkab Bintan untuk kedua kali akan menggelar Festival Lampu Cangkok 2018. Pelaksanaan Festival Lampu Cangkok tersebut akan dinilai mulai tanggal 2 Juni 2018 atau bertepatan pada 17 Ramadhan 1439 H sampai dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan 1439 H. Festival untuk pertamakali digelar tahun 2017 lalu.

Nama tradisi lampu cangkok ada di Bintan. Sementara di daerah lain, seperti Kabupaten Lingga nama tradisinya Tujuh Likur. Tradisi Tujuh Likur bagi masyarakat Lingga dilaksanakan setiap memasuki bulan suci Ramadhan dan puncak kegiatannya dilaksanakan pada saat malam 27 Ramadhan. Sementara di Bintan, tradisi ini kembali baru dihidupkan setelah sekian lama menghilang. Meskipun ada sejumlah kampung yang tetap melestarikan tapi relatif kecil dibandingkan dengan di Kabupaten Lingga.

Festival Lampu Cangkok bermandikan cahaya tahun 2017 lalu di Bintan.

Istilah lampu cangkok sebenarnya adalah nama yang diberikan pada lampu atau istilah lainnya adalah pelita. Bentuk fisik lampu cangkok adalah lampu yang dibuat secara tradisional dari berbagai bahan seperti kaleng atau botol, bambu, sumbu, dan bahan bakar minyak tanah. Lampu cangkok yang telah dibuat ditempatkan disepanjang jalan desa hingga di depan masjid tujuannya adalah untuk memberi penerangan bagi siapa saja yang ingin beribadah hingga larut malam pada bulan suci Ramadhan. Di rumah-rumah penduduk lampu cangkok akan ditempatkan di pekarangan rumah dan depan rumah dengan berbagai variasinya. Biasanya bagi keluarga yang mampu akan membuat lampu cangkok dengan berbagai variasi menghiasi rumahnya, misalnya dengan motif bintan, bulan, dan sebagainya. Pembuatan motif tersebut biasanya dibuat dari bahan kain, bambu, dan benang yang dibuat sedemikian rupa hingga terlihat menarik.

Festival Lampu Cangkong 2018 ini berhadiah total 37 juta. Adapun sistem penilaian berdasarkan tiga aspek yaitu aspek bangunan, aspek keamanan serta aspek estetika ( pesan dan kesan yang disampaikan). “Memeriahkan bulan suci Ramadhan 1439 H, kita akan hidupkan kembali tradisi yang sudah menjadi ciri khas Melayu kita. Kita hidupkan lampu pelita di sepanjang jalan menuju jalan-jalan desa, khususnya ke rumah ibadah Masjid dan Musala,” ujar Bupati Bintan, Apri Sujadi, pekan lalu.

Untuk hadiah festival lampu cangkok 2018, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya, total hadiah yang diperebutkan hanya Rp26 Juta, maka tahun ini diselenggarakan dengan total hadiah Rp37 juta.
Untuk Juara 1 akan memperoleh bantuan sebesar Rp10 juta, Juara 2 sebesar Rp7 juta dan Juara 3 sebesar Rp5 juta,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, Luki Zaiman Prawira, menuturkan bahwa dengan diselenggarakan festival lampu cangkok ini, juga sebagai bentuk apresiasi masyarakat dalam menyambut hari kemenangan nanti. Festival yang melibatkan para komponen masyarakat, seperti RT, RW serta pemuda setempat agar dapat lebih mempererat tali silaturahmi. Sehingga, saat usai melaksanakan ibadah salat sunat tarawih mereka bisa menuangkan kreasinya dalam bentuk lampu cangkok.
“Ini juga sebagai bentuk daya tarik dunia pariwisata dengan membangkitkan nilai-nilai kultur budaya Islami yang melekat pada masyarakat Melayu kita,”kata Luki. **