Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga fokus dalam pelestarian sejarah budaya Kabupaten Lingga melalui penerbitan buku. Tahun ini ada penelitian tentang gasing Lingga dan hasilnya dicetak dalam bentuk buku.
Ada dua penulis Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri yang dilibatkan dalam penulisan buku, yakni Zulkifli Harto M Hum dan Febby Febriyandi YS.
“Kamis setiap tahun programnya penelitian dan penerbitan buku sejarah dan budaya. Dalam waktu dekat ada penulisan buku Gasing Lingga. Dalam APBD Perubahan 2019, insyallah ada lagi penulisan satu buku lagi,”kata Sekretaris Disbud Lingga, Kamarulzaman, kemarin.
Kata Kamarul, sebagai daerah yang mengandalkan potensi sejarah budaya sebagai ikon daerah, maka sangat penting upaya pelestarian dalam bentuk penulisan buku. Dalam beberapa tahun terakhir, Disbud Lingga sudah menerbitkan sejumlah buku. “Tahun lalu ada penerbitan buku tentang tudung manto. Juga ada penulisan tentang Pulau Mepar,”ujarnya.
Sebelumnya, Disbud Lingga tahun 2017 telah menerbitkan empat buku, yaitu cerita rakyat asal usul nama tempat (toponimi) Kabupaten Lingga, permainan rakyat Lingga, teater bangsawan dan Sultan Mahmud Riayat Syah. Dalam penulisan buku sejarah budaya Lingga, Disbud Lingga aktif menjalin koordinasi dengan BPNB Kepri, BPCB Sumbar dan juga kalangan universitas. **