Disbud Lingga dan BPNB Kepri Garap Tiga Penelitian

0
128
Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto menandatangani MoU kerjasama penelitian dengan Disbud Lingga, Kamis (13/4) di Daik Lingga.

Dinas Kebudayaan Lingga menjalin kerjasama dengan Balai Pelestarian Nilai BUdaya Kepri dalam kegiatan penelitian tahun 2017. Tiga penelitian di Disbud Lingga, yakni kajian cerita rakyat, permainan tradisional dan teater bangsawan dikerjakan peneliti BPNB Kepri dan peneliti lokal Lingga.

Penandatanganan momorandum of understanding (Mou) dilakukan di Replika Istana Damnah, Kamis (13/4) kemarin. MoU diteken Kadisbud Lingga, M Ishak dan Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto. MoU dilakukan dalam kegiatan focus group discussion (FGD)
terkait tiga topik penelitian. FGD mengundang tokoh masyarakat, budayawan dan utusan lembaga adat.

Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto mengaku sangat mengapreasi langkah Disbud Lingga yang memprogram kegiatan penelitian dan mengajak peneliti BPNB Kepri terlibat dalam penelitian. Kegiatan ini, katanya sangat penting nilainya dalam dukungan
pencatatan warisan budaya tak benda (WBTB). “Saya berharap saat ke lapangan, peneliti BPNB Kepri mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan data terkait dukungan pencatatan warisan budaya tak benda. Apakah itu cerita rakyat, permainan
tradisional dan tradisi lisan. Bangsawan memang sudah ditetapkan jadi warisan budaya tak benda Indonesia, namun perlu kajian yang lebih mendalam lagi untuk keperluan yang lebih besar, seperti muatan lokal dan sebagainya,”kata Toto.

Toto menyebutkan, penelitian sangat penting dalam dukungan untuk penetapan warisan budaya tak benda Indonesia. Ia mencontohkan, tahun 2017 banyak usulan WBTB Indonesia dari Kepri. Namun, hampir pasti lolos hanya Tari Bejenjang dari Lingga, sedangkan tari inai masih harus proses verifikasi lagi. “Empat provinsi diwilayah kerja BPNB Kepri mengusulkan 74 karya budaya. Kepri banyak mengusulkan. Tapi tak didukung kajian dan data lain,”ujarnya.
Hasil tiga penelitian nantinya akan dijadikan buku dan dicetak Disbud Lingga. Kadisbud Lingga, M Ishak mengatakan,  pengkajian sangat penting karena Lingga kaya potensi budaya, namun datanya belum banyak. Dengan adanya kajian dan dicetak
buku, bisa memberikan informasi yang lebih luas tentang sejarah dan budaya Lingga. “Cerita rakyat dan permainan tradisional yang ada di Lingga harus digali lagi. Orang tua-tua kita yang tunak tentang budaya dan sejarah satu persatu meninggal dunia. Makanya penelitian menjadi sangat penting. Ini sangat penting untuk masa depan sejarah dan budaya Lingga
ke depan,”kata Ishak.

Peserta FGD foto bersama dengan rombongan BPNB Kepri dan tuan rumah Disbud Lingga.

Ia juga berharap dengan adanya kerjasama ini, ke depannya BPNB Kepri bisa juga membantu Lingga dengan cara menggelar event-event budaya dan sejarah di Lingga. Selain itu, juga banyak melakukan penelitian di Lingga. “Dana APBD Lingga
sangat terbatas. Makanya kami berharap BPNB Kepri banyak membantu Lingga dalam memajukan kebudayaan. Mohon perhatikan sanggar-sanggar yang ada di Lingga. Banyak sejarah dan budaya Lingga yang belum tergali, mari penelitian di
sini,”tukasnya.

Dalam penelitian kerjasama dengan Disbud Lingga ini, BPNB Kepri menugaskan enam peneliti, yakni Anastasia Wiwik Swastiwi,  Sita Rohana, Evawarni, Zulkifli Harto, Dedi Arman dan Jauhar Mubarok. Sementara, peneliti lokal dari Lingga dilibatkan, yakni Mustazar, Said Barakbah Ali, Lazuardi, Fadli dan Ramlan. **