Dari Dikei hingga Perdagangan Anambas Abad 19-20

0
113
Dua peneliti BPNB Kepri, Sita Rohana dan Hendri Purnomo presentasi hasil kajiannya, Senin (2/10) kemarin.

Berbagai hasil kajian (penelitian) dipaparkan dalam seminar hasil yang ditaja Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri, 2-3 Oktober 2017 di Bintan Agro Resort Hotel. Ada lima hasil penelitian bertema budaya dan dua penelitian sejarah.

Dua penelitian yang tampil pertama adalah Sita Rohana dan Hendri Purnomo. Sita mengangkat penelitian tentang Dikei: Upacara Pengobatan Pada Orang Sakai di Siak. Sementara Hendri Purnomo membawakan hasil penelitian tentang Tradisi Mandi Air Masin dan Makan di Kelung (Kearifan Lokal Tentang Pengobatan Tradisional pada Masyarakat Melayu di Tanjungjabung Timur, Jambi). Bertindak
sebagai moderator Dwi Sobuwati.

Senin malam dilanjutkan presentasi dua peneliti, yakni Jauhar Mubarok dan Evawarni. Jauhar mengangkat Etos Kerja Nelayan di Kabupaten Anambas. Tema yang sama dipaparkan Evawarni,yakni Etos Kerja Suku Bangsa Sekak di Bangka Tengah.Hari kedua, Selasa (3/10) kemarin, ada pemaparan Anastasia Wiwik Swastiwi tentang Perdagangan dan Ekonomi Maritim di Kepulauan Anambas Abad 19-20. Sementara Sasangka Adi Nugraha menulis Peranan

Bendungan Pice Pada Masyarakat Belitung Abad 19-20. Peneliti terakhir, Novendra membawakan materi Kearifan Lokal Masyarakat Melayu di Riau.Narasumber dalam seminar hasil penelitian ini, yakni Dr Linda Sunarti (UI), Dr Alfan Miko (Unand), Dr Semiarto Aji (UI) dan Toto Sucipto (Kepala BPNB Kepri). Acara seminar hasil dibuka Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto. Peserta seminar juga dari instansi vertikal lain, termasuk dari perguruan tinggi dan dinas kebupaten/kota Bintan dan Tanjungpinang. **