Budayawan Jambi Junaidi T Noor Berpulang

0
474
Junaidi T Noor, budayawan Jambi. Foto:kajanglako.com

Budayawan dan sejarawan Jambi, T Junaidi T Noor berpulang ke rahmatullah, Selasa (10/9) kemarin, setelah lama sakit. Sosok ini sangat populer di Jambi khususnya di dunia budaya, termasuk di kalangan birokrat karena statusnya yang beragam. Ia mantan pejabat Pemprov Jambi, pengajar dan juga banyak menulis buku. Sosok ini juga akrab dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri. Beliau sering menjadi narasumber atau informan penelitian atau kegiatan BPNB Kepri di Jambi.

Junaidi kelahiran Tanjung Karang, 27 April 1947. Meski lahir di Lampung, jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga D3 Perguruan Tinggi, ia tamatkan di Jambi. Lalu ia melanjutkan strata satu (S1) jurusan Pembangunan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta (1979-1981), dan diteruskan ke S2 bidang manajemen di LPMI Jakarta tahun 2001.

Usai menamatkan pendidikan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), beliau pernah menjadi Camat, lalu berlanjut sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi (1999-2001), Wakil Ketua Bappeda Provinsi Jambi (2002-2003), dan menjabat Ketua Bappeda Provinsi Jambi hingga pensiun sebagai PNS (2007). Kemudian aktif sebagai pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Jambi, dan dipercaya sebagai staf ahli Gubernur Jambi dalam masa kepemimpinan Zulkifli Nurdin dan selalu dimintai pendapat mengenai sejarah dan budaya Jambi masa pemerintahan Hasan Basri Agus atau akrab dengan sebutan HBA, serta mengajar bidang sejarah dan kebudayaan di Universitas Batanghari (UNBARI).

Meski mengaku tak bisa mengetik di komputer, ia penulis produktif. Artikel-artikel seni budaya dan sejarah Jambi yang ditulisnya terbit di koran-koran lokal, seperti Jambi Independent, Jambi Ekspress, Mediator, Sinar Jambi Baru, dan Info Seni Budaya Jambi. Ia juga menulis sejumlah buku. Mencari Jejak Sangkala, Rangkayo Hitam, Sejarah Kota Jambi, Kumpulan Pantun, Kumpulan Syair, dan beberapa tulisan di prosiding seminar dan konferensi serta buku hasil kolaborasi dengan penulis lain, untuk menyebut contoh, seperti sejarawan Lindayanti dalam buku berjudul Jambi dalam Sejarah (1500-1942). **