Berdah, Seni Musik dari Selat Mendaun yang Tetap Lestari

0
1046

Kesenian berdah masih dilestarikan di Kabupaten Karimun, tepatnya di Desa Selat Mendaun. Kesenian berdah sangat digemari bahkan menjadi penanda orang berhajat dan berbudaya. Pada acara keramaian atau helat sunat rasul, helat nikah kawin, hari-hari besar islam kesenian ini selau mendapat posisi utama. Coraknya sangatlah Islami sebab syair yang dilantunkan berisikan riwayat junjungan nabi besar Muhammad SAW dan puja-puji dengan zikirullah.

Berdah

Posisi bermain biasanya duduk bersila. Ketika berkisah menceritekan riwayat Nabi Muhammad junjungan akhirul zaman sampai Medinah, semua pemain berdiri sebagai tanda pemberian hormat pada nabi. Alat musik Kesenian Berdah adalah rebana dengan diameter mulai 50 cm, belulangnya atau kulitnya dari kambing jantan, baluhnya dari kayu marabungkal, boleh juge dari batang nyiuk yang besar dengan capaian diameter kadang lebih dari 50 cm.

Berdah bukan hanya setakat seni musik yang memiliki nilai budaya Melayu yang tinggi, namun seni Berdah, Seni Musik dari Selat Mendaun. Musik ini juga menjadi simbol yang kuat terhadap kedekatan nilai-nilai Islam yang kerap menjadi orientasi utama budaya Melayu. Biasanya berdah dimainkan pada acara pesta pernikahan, Sarakal, Perayaan Hari Besar Islam, Qasidah, barsanji dan acara hiburan yang bernuansa adat.

Berdah ini sudah dilestarikan sekitar 40 tahun di Desa Selat Mendaun. Ada yang menarik yang menjadi kebiasaan masyarakat desa Selat Mendaun pada saat acara berdah, mereka disuguhkan makanan bubur dengan lauk ikan asin dan sambal belacan, cuci mulutnya buah nenas untuk mempertahankan suara, serta minum susu putih tanpa gula.

Biasanya acara berdah ini dilaksanakan selepas isya sampai subuh hari, namun ini tidak bertahan lama, seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya waktu berlangsungnya di persingkat sampai jam 12 malam.

Berdah bukan hanya setakat seni musik yang memiliki nilai budaya Melayu yang tinggi, namun seni musik ini juga menjadi simbol yang kuat terhadap kedekatan nilai-nilai Islam yang kerap menjadi orientasi utama budaya Melayu khususnya di Kabupaten Karimun. **