Berdah Jambi

0
523

Berdah dalam komunitas Melayu sangatlah digemari bahkan menjadi penanda orang berhajat dan berbudaya. Pada acara keramaian atau helat sunat Rasul, helat nikah kawin, hari-hari besar Islam, kesenian ini selau mendapat posisi utama. Coraknya sangatlah Islami sebab syair yang dilantunkan berisikan riwayat junjungan nabi besar Muhammad SAW dan puja-puji dengan zikirullah. Posisi bermain biasanya duduk bersila. Ketika menceritakan riwayat nabi junjungan akhirul zaman sampai Madinah, semua pemain berdiri sebagai tanda pemberian hormat. Alat musik kesenian berdah adalah rebana dengan diameter mulai 50 cm, belulangnya atau kulitnye dari kambing jantan, baluhnya dari kayu marabungkal,boleh juge dari batang nyiur yang besar dengan capaian diameter kadang lebih dari 50 cm. Biasanya pakaian pemain berdah baju kurung melayu lengkap dan tidak harus bersongket.

Budayawan Jambi, Zulkarnain menilai Kabupaten Muaro Jambi memiliki keunikan dibandingkan daerah lainnya di Provinsi Jambi. Banyak seni tradisi yang hidup di Muaro Jambi. Hal yang unik beda desa, beda tradisi. Di Desa Muaro Jambi hidup tradisi berdah. Kesenian berdah sangat digemari bahkan menjadi penanda orang berhajat dan berbudaya. Pada acara keramaian atau helat sunat Rasul, helat nikah kawin, hari-hari besar islam kesenian ini selau mendapat posisi utama. Coraknye sangatlah islami sebab syair yang dilantunkan berisikan riwayat junjungan nabi besar Muhammad SAW. Dan puja-puji dengan zikirullah.

Posisi bermain biasanya duduk bersila. Ketika berkisah menceritekan riwayat Nabi Muhammad junjungan akhirul zaman sampai Medinah, semua pemain berdiri sebagai tanda pemberian hormat pada nabi. Alat musik Kesenian Berdah adalah rebana dengan diameter mulai 50 cm, belulangnya atau kulitnya dari kambing jantan, baluhnya dari kayu marabungkal, boleh juge dari batang nyiuk yang besar dengan capaian diameter kadang lebih dari 50 cm.
“Tak hanya tampil acara-cara di desa. Berdah dari Muaro Jambi ini juga sering tampil di Jambi kota. Pernah ikut kegiatan Kantor Bahasa Jambi,”kata Brata, penggiat budaya Desa Muaro Jambi.

Berdah sendiri di Muaro Jambi sudah ada sejak lama. Menurut Brata, ayahnya ikut bermain berdah sudah generasi keempat.**