Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri kembali menggelar kegiatan belajar bersama maestro (BBM) tahun 2017. Kegiatan kedua kali ini mengangkat tradisi “Bedaek Bangka” dengan menghadirkan maestro, Batman dan Wahar Saksono. Acara digelar 9-11 Mei 2017 di Hotel Grand Sabrina, Pangkalpinang.
Sastra lisan daek atau bedaek adalah nyanyian dalam bentuk pantun yang disenandungkan dengan alat musik Gendang Bangka. Isi senandung banyak makna, pesan wasiat, termasuk kritik terhadap orang lain. Daek atau bedaek hampir selalu mewarnai dinamika sosial budaya diberbagai ruang dan waktu. Bedaek juga biasanya digunakan dan disampaikan pada acara seremonial, kegiatan formal dan informal termasuk dalam interaksi keseharian warga.
Ketua panitia kegiatan, Hendri Purnomo menyebutkan, kegiatan ini bertujuan untuk merevitalisasi sastra lisan kesenian Daek. Selain itu juga bertujuan memperkenalkan Daek Bangka pada generasi muda, serta penggiat budaya Bangka. “Kesenian ini perlu revitalisasi. Nyaris punah. Penting ada muatan lokal tentang daek dalam kurikulum pendidikan di Bangka Belitung. Target lain, Daek Bangka juga akan diusulkan sebagai warisan budaya tak benda dari Provinsi Babel,”kata Hendri, Ahad (1/5) kemarin.
Acara BBM ini langsung menghadirkan dua maestro Daek Bangka, yakni Batman (Bangka Tengah) dan Wahar Saksono (Bangka). Menariknya, kegiatan nanti tak hanya pemberian materi sebatas teori. Tapi juga ada praktek dalam bentuk workshop. Peserta langsung belajar Daek Bangka sama maestronya dan hari terakhir kegiatan ada pementasan. Peserta menampilkan materi yang diperolehnya selama acara BBM.
Peserta BBM, katanya 60 orang. Terdiri dari perwakilan guru dan siswa SMA, SMP di Pangkalpinang dan Sungai Liat, komunitas seni budaya di Bangka, sanggar dan perwakilan instansi. Seperti dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pangkalpinang, Dinas Pariwisata Pangkalpinang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Babel. ***