Sungai Pinang, Kecamatan Lingga Timur sebuah wilayah administratif berbentuk desa yang telah ada sejak sebelum Lingga dijadikan Kabupaten atau masih dibawah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Riau. Nama Sungai Pinang juga sudah termaktub dalam cerita lisan sejak era Kerajaan Riau Lingga. Menurut cerita rakyat kondisi sungai menuju perkampungan ini dihiasi dengan jejeran tumbuhan pinang. Ini yang jadi penamaan nama kampung yang belakangan statusnya menjadi nama desa. Sungai Pinang yang berada di bagian timur pulau Lingga ini, kini telah menjadi pusat pemerintahan sebuah kecamatan yakni Kecamatan Lingga Timur.
Ada yang menarik jika bercerita tentang cerita rakyat setempat. lanun tidak lagi berani masuk kampung ini selama tujuh keturunan. Abdul Razak pernah menulis dalam tulisan kumpulan cerita rakyat yang berjudul Batin Mabot. Ini menceritakan tentang kedatangan para lanun yang ingin merampas harta benda milik orang-orang kampung Sungaipinang. Tetapi tidak berhasil karena tepak sirih emas yang ajaib.
Batin Mabot, teramat dikenal dengan kekuatan batin dan ilmu bela diri. Dengan sikap kepimpinan dan keramahtamahannya dia mampu membina hubungan baik dengan orang-orang suku Mantang (suku Laut) di Perairan Lingga. Keduanya mengikrar sumpah mengaku saudara sampai kepada batin-batin selanjutnya. **
