Tokoh besar dalam Sejarah Kemaharajaan Melayu, Hang Tuah selalu menarik untuk dibicarakan. Bagaimana kiprah, termasuk cerita-cerita yang menyertainya dan tidak jarang bercampur mitos. Termasuk menyoal Makam Hang Tuah yang identik dengan nama ‘Kampung Duyung’ yang juga jadi perdebatan.
Bagaimana Hang Tuah dan Jejak Sejarahnya akan didiskusikan dalam seminar internasional dengan menghadirkan sejumlah pembicara berkualitas, Jumat (26/3) di Gedung Nasional Dabo Singkep, Kabupaten Lingga (Kepri). Seminar digelar dalam format tatap muka dan juga virtual. Seminar ditaja Yayasan Jembia Emas, didukung Pemkab Lingga dan Pemprov Kepri.
Menariknya, pemilihan lokasi seminar di Dabo Singkep tidak terlepas dari jejak Hang Tuah yang dikaitkan dengan nama Sungai Duyung, sebuah daerah di Desa Tinjul, Kecamatan Singkep Barat. Selain Sungai Duyung di Singkep, nama Kampung Duyung juga ada di Pulau Bintan dan Melaka (Malaysia). Di dua nama tempat terakhir diyakini menjadi lokasi makam Hang Tuah.
Sejumlah tokoh diundang jadi pembicara. Dari Malaysia ada nama Prof Dr Muhammad Bin Haji Salleh dan Dr Rohaidah. Dari Jakarta sejarawan Prof Dr Susanto Zuhdi (UI) dan Dr Mujizah dari Balitbang Keagamaan Kemenag RI. Pembicara lain adalah Prof Emiritus Dr John Norman Miksic (Singapura), Dr Abdul Malik M.Pd (Umrah), Dr Anastasia Wiwik Swastiwi MA (BPNB Kepri), Taufik Ikram Jamil (Budayawan). Juga hadir untuk paparan Tim Ekspedisi Hang Tuah di Bintan dan Lingga.
Seminar dipandu oleh Rendra Setyadiharja (Stisipol RAH) dan Fatih Muftih (Jurnalis Tanjungpinang Pos/Jembia). **