Tanjak Melayu Bukan Sekedar Penutup Kepala

0
28599
Tanjak Model Laksamana yang biasa dipakai di Kedah

Museum Sang Nila Utama memiliki koleksi beragam jenis tanjak Melayu. Dalam alam Melayu untuk tutup kepala itu terbagi menjadi enam jenis yakni, getam, tanjak, tengkolok lelaki, tengkolok perempuan, dan songkok semutar. Jenis lipatan (ikatan) juga banyak. Tanjak pertama berdasarkan buku Destar Alam Melayu karya Johan Iskandar sudah ada sejak tahun 1400. Tanjak pertama bernama takur tukang besi atau disebut juga dengan istilah ibu tanjak.
Penggunaan Tanjak terbagi menjadi tiga, pertama berdasarkan adat, yakni kebiasaan sehari-hari kehidupan masyarakat setempat. Kedua adat istiadat, yakni memiliki protokoler yang lebih mengarah pada ketetapan yang disepakati secara bersama-sama dalam suatu majelis. Ketiga adab, yakni menjunjung tinggi nilai-nilai penggunaan tanjak.

Tanjak mempunyai syarat, pertama harus terbuat dari bahan kain, kedua berasal dari kain segi empat, di lipat menjadi kain segi tiga. Tanjak juga memiliki tapak pada lipatan pertama, sedangkan lipatan kedua dan seterusnya bernama bengkong. Bagian yang paling penting dalam tanjak adalah harus memiliki simpul. Simpul bermakna ikatan pernikahan terbagi menjadi dua bahagian kiri dan kanan, menandakan ikatan pernikahan antara ayah dengan ibu. Dari ikatan pernikahan itu terjalinnya simpul pernikahan yang menandakan asal usul dari mana dia berasal. Seperti di Riau, Johor, Lingga dan Pahang menggunakan simpul ketupat palas. Sedangkan dari Makasar ada namanya simpul ketupat Makasar, dari Perak namanya simpul garam sebuku dan masih banyak lagi jenis simpul tanjak, yang terakhir tanjak memiliki karangan atau solekan dibahagian atas tanjak.

Setidaknya ada 21 jenis (model) tanjak Melayu, antara lain lang melayang, lang menyongsong angin, dendam tak sudah, balung ayam, cogan daun kopi, pucuk pisang, mumbang belah dua, sarang kerangga, ayam patah kepak, kacang dua helai daun. Ada lagi jenis sekelongsang bunga, belalai gajah, setanjak balung raja, ketam budu, solok timba, pari mudek, dan buana.

Salahsatu jenis tanjak adalah tanjak ikatan laksamana. Tapak kain tanjak dijadikan dari tiga lapis pelit. Selapis dari lipatannya dapat dilihat menangkup simpul tanjak di atas telinga kiri. Pucuk tanjak dilipat supaya bertindih dengan bahagian hujung sebelah atasnya yang dilentik dengan cermat naik ke atas. Kain yang dilipat itu kemudiannya disimpulkan. Kedua-dua hujung kuasanya dicantum dan diletakkan selari walaupun teratas sedikit dari pucuk tanjak. Hujung kuasa diletak tegak di atas telinga kanan. Ini tanjak dipakai oleh seorang ahli kerabat diraja. Jika rakyat biasa memakainya, pucuk tanjak ujung kuasa dan simpulnya hendaklah terletak di atas telinga kiri).**