Tarian barohai ada di Dusun Tanjung Kemang, Desa Rantau Badak Lamo, Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Tarian terinspirasi kisah masa lampau di daerah ini. Alkisah, ada seorang pemuda yang pergi ke sungai mencari ikan. Ia menemukan emas yang sangkut di sampannya. Ia mencoba untuk mengambil tapi susah karena tertahan. Pemuda itu akhirnya meminta bantuan dukun.
Saat dukun melakukan prosesi ritual, dukun itu bertanya pada pemuda itu. ‘Bara’ (berapa) kata dukun kepada pemuda. Lalu, pemuda menjawab tujuh. Dukun itu menegur si pemuda dan menyebut ‘hoi’. Sang dukun berpikir ia tamak. Dari kata bara dan hoi terbentuklah istilah barohai. Bahasa ini dipengaruhi dialek Bahasa Minangkabau. Kata bara merupakan bahasa Minang.
Tarian ini sudah ada sejak lama dan dihidupkan kembali oleh Ustad Abdul Jabar. Tahun 2006, Abdul Jabar menghidupkan kembali tarian ini dengan membentuk Sanggar Seni Budaya Batang Terendam. Pemberian nama dengan harapan membangkitkan kembali tradisi lama yang sudah hilang. Barahoi ditarikan 20 orang penari. Sebanyak 10 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Jumlah penari 20 sesuai dengan sifat 20.
Alat musik yang digunakan adalah gendang Melayu, gong, akordion, dan gendang muko duo. Pakaian yang digunakan dalam pertunjukkan adalah baju kurung, kain songket dan tengkuluk bagi penari perempuan. kalau penari laki-laki memakai celana dasar, baju batik, kain sarung dan tanjak. Pakaian ini melambangkan dunia Melayu yang bernuansa islami.
Pola gerak dan langkah dalam tarian ini mirip langkah silat dan rendak. Ada rentak salih dengan tangan membentuk huruf lam alif. Duduknya berbentuk tahiyat dengan lambaian tangan kanan dan kiri. Ini dimaksudkan ambillah jalan yang kanan (baik) dan hindarkan jalan kiri (buruk). Nyiru yang dibawa penari wanita mengambarkan menghilangkan perbuatan kotor.
Gerak tari barahoi mengambarkan ketajaman dan kelincahan seorang nelayan. Diantara geraknya adalah gerak langkah kaki, langkah ke kiri kanan, gerak merunduk. Fungsi tari barahoi selain hiburan juga gambaran pandangan hidup, pendidikan agama, kebersamaan dalam kehidupan sehari hari. Tari biasa dimainkan saat menampi beras saat setelah panen. **