Festival Sastra Internasional Gunung Bintan tahun 2019 kembali digelar di Tanjungpinang-Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, 28 Oktober-31 Oktober. Acara diikuti penyair tiga negara serumpun yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Plt Gubernur Kepri, Isdianto, mengatakan, festival tersebut semakin memperkuat posisi Kepri sebagai Bunda Tanah Melayu.
“Ini yang menjadi konsen kita agar Kepri semakin dikenal sebagai daerah dengan beragam sektor unggulan. Sastra dan pariwisata menjadi andalan bila dipadukan dengan baik,”kata Isdianto.
Ia juga berharap festival ini dapat lebih memperluas wawasan serta mengasah kemampuan dalam menghasilkan karya sastra yang berkualitas, apalagi ratusan penyair hadir dengan karyanya, khususnya juga para penyair dari negeri serumpun Malaysia dan Singapura.
Isdianto tak lupa berpesan kepada para peserta, tamu undangan yang berasal dari luar Kepri, untuk sekaligus menjelajah wisata yang ada di Kepri.
Penggagas acara, Rida K Liamsi, mengatakan bahwa festival ini sudah kali kedua dilaksanakan dan untuk tahun 2019 ini mengusung tema “Segara Sakti Rantau Bertuah”.
“Tema yang di usung ini bukan tanpa alasan, ada makna yang tersirat yakni kawasan maritim yang terbentang luas di masa lalu saat kejayaan kerajaan melayu makna ini ingin kita hidupkan kembali,” kata Rida.
Rida melanjutkan bahwa Festival sendiri berlangsung selama 3 hari pada 28 sampai 30 Oktober, di ikuti sebanyak 266 orang peserta.
“Kita juga akan menggelar parade puisi dan pantun, seminar sastra, serta menelusuri jejak Pahlawan Raja Ali Haji di Pulau Penyengat,”kata Rida.**
