Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri fokus dalam pengembangan budaya Kabupaten Bintan. Salahsatunya melalui penulisan buku Adat Perkawinan Bintan Buyu.
Dalam penulisan buku, Disbudpar Bintan mengandeng Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri. Tim penulis dipimpin Zulkifli Harto, dengan anggota Jauhar Mubarok dan Dedi Arman. Diskusi terpumpun atau forum group discussion (FGD) digelar di Bintan Buyu, Rabu (2/10).
Diskusi menghadirkan utusan Lembaga Adat Melayu (LAM) Teluk Bintan, tokoh masyarakat dan sejumlah informan yang memahami adat perkawinan Melayu Bintan Buyu.
“Diskusinya sangat menarik. Pihak Disbudpar Bintan menghadirkan tokoh tokoh yang memang ahli dibidangnya. Setidaknya secara garis besar, dari diskusi ini kami jadi memahami adat perkawinan di Bintan Buyu ini,”kata ketua tim penulis, Zulkifli Harto.
Sementara, Roby dari Disbudpar Bintan selaku pelaksana kegiatan menyebutkan, penulisan buku sangat penting dilakukan untuk pelestarian budaya. Alasannya, para narasumber sudah banyak yang lanjut usia dan dari mereka kalau tidak digali pemahamannya tentang budaya Melayu Bintan, berdampak buruk pada generasi mendatang.”Kalau ada yang dicetak, generasi mendatang bisa belajar. Bisa membaca buku. Budaya Melayu warisan nenek moyang takkan hilang,”katanya.
Penulisan buku ditargetkan selesai akhir November 2019 dan buku akan dicetak.”Tahap awal kami fokus dalam menulis adat perkawinan di Bintan Buyu. Ini pusatnya Bintan di masa lampau,”sebutnya. **