Cecah Inai, Tradisi Anambas yang Lestari

0
5605

Cecah Inai adalah salah satu tradisi budaya yang lestari dan masih bisa Anda saksikan di Anambas., Provinsi Kepri. Tapi Anda tidak bisa setiap saat melihat acara ini karena prosesinya dilakukan hanya ketika ada acara perkawinan. Cecah inai merupakan satu bagian dari rangkaian perkawinan adat Melayu.

Prosesi cecah inai dilakukan pada saat pengantin pria mendatangi pihak pengantin perempuan. Saat disandingkan di pelaminan, kedua keluarga mempelai bergantian memberikan doa sekaligus menaruh inai, memercikkan wewangian dan menaburkan kembang ke pasangan pengantin. Ritual ini diiringi dengan nyanyian dan permainan musik menggunakan gendang, biola dan gong.

Tak hanya di Anambas, cecah inai juga ada dan dilestarikan masyarakat Melayu Riau.
Cecah inai dikenal sebagai tradisi dalam pernikahan adat melayu Riau. Pada malam hari sebelum dilaksanakannya pesta pernikahan, biasanya pihak mempelai pria bakal diantarkanke rumah mempelai wanita . Disinilah diadakannya tradisi cecah inai, yakni di kediaman mempelai wanita.

Dalam pelaksanaan cecah inai di Riau ini, acara ataupun kegiatan dilaksanakan oleh para tetua adat, tokoh-tokoh adat, penghulu, ulama, serta sanak family dari kedua mempelai. Dimana peralatannya yang dipersiapkan dan digunakan dalam kegiatan cecah inai ini, terdiri dari air bedak, beras basuh, beras kunyit, bunga rampai, bertih, air mawar dan inai. Berinai lebai selalu dihadiri oleh orang banyak dan disemarakkan dengan musik tradisional Seperti gendang Panjang, Nafiri dan Gong.

Kedua pengantin bersanding dipelaminan, perkawinan direalisasi lalu 1 persatu para tokoh adat maju ke pelaminan menghampiri pasangan yang. Diawali dengan memberikan bedak sejuk ketangan ke tangan kedua mempelai. Dilanjutkan dengan menaburkan beras putih, beras kunyit, bertih, air tawar dan terakhir inai.

Dalam pelaksanaan cecah inai ini diakhiri dengan mengangkat tangan kedua mempelai, pertanda telah selesainya pelaksanaan cecah inai. Lalu ditutup dengan pembacaan do’a oleh ulama ataupun ustadz yang sengaja diundang dalam kegiatan adat cecah inai ini.