Kepala BPNB Kepri Berharap Situs Bukit Kerang Kawal Dibenahi

0
517
Bukit Kerang Kawal Darat di Bintan, Kepri

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Toto Sucipto dan sejumlah staf berkunjung ke Situs Bukit Kerang Kawal Darat (BKKD) di Kabupaten Bintan, Kepri. Toto menilai situs ini sangat menarik ari segi keilmuan penelitian, namun untuk daya tarik wisata belum dikelola dengan baik. Akses jalan baik jalan darat maupun jalur sungai mesti dibenahi. Selain itu yang tak kalah penting, bagaimana mengemas lokasi situs menarik dilihat.
“Saya sejak tahun 2017 bertugas di Kepri. Sedikit sekali informasi tentang Bukit Kerang Kawal Darat ini. Plang informasi tak nampak,”kata Toto, Kamis (4/10) kemarin.

Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto (kanan) beserta staf dan wartawan

Saat kunjungan kemarin, Toto mencoba akses melalui jalur sungai dan jalur darat. Keduanya menurut Toto belum layak untuk sebuah akses menuju ke obyek wisata andalan. Jalur sungai, dermaga yang perhentian sebelum masuk ke areal kebun kelapa sawit tak jauh dari lokasi situs, kondisinya rusak parah. Sementara, jalan darat dari situs menuju ke jalan raya Kawal-Trikora juga sempit dan tanah kuning. “Bayangkan kalau hari hujan, masuk ke lokasi situs. Jalanan pasti berlumpur,”ujarnya.

Pihak Dinas Kebudayaan, Pemuda Olahraga Kabupaten Bintan dan Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri yang juga turun ke lokasi, mengaku tak bisa berbuat banyak. Papan plang di areal situs, kondisinya sudah rusak. Areal situs juga bersemak. Dermaga yang menuju ke lokasi situs, sudah beberapa kali diajukan Dinas Kebudayaan Bintan ke Provinsi Kepri, tapi tak pernah terealisasi. “Inilah lokasi situs BKKD. Jujur malu juga rasanya. Banyak tamu jauh tertarik melihat situs ini. Tapi kondisinya seperti ini,”kata Sri, staf Disbud Pemuda Olahraga Bintan.

Akses untuk menuju ke objek wisata Situs BKKD memang tak mudah dijangkau. Sebab harus melalui perkebunan sawit milik PT. Tirta Madu yang ada di Kawal dengan kondisi jalan tanah merah sejauh 6,3 km. BKKD merupakan jejak kehidupa prasejarah di Bintan. Tampak jelas sisa aktivitas manusia masa lalu di daerah pesisir. Melalui periodisasi berdasarkan data artefaktual yang ditemukan hingga saat ini, maka situs ini masuk dalam periode akhir neolitik awal.
“Ini situs yang menarik. Di Indonesia hanya ada empat lokasi. Bukit kerang hanya ada di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi, dan tentu saja Bintan,”kata Peneliti BPND Kepri, Anastasia Wiwik Swastiwi. **