Ritual Talam Dua Muka adalah upacara ritual yang digunakan untuk menjaga atau membela kampung. Ritual Talam Dua Muka merupakan tradisi yang masih di lestarikan sampai saat inidi Desa Teluk Setimbul, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Ritual ini sudah ada sejak zaman dahulu kala, sekitar abad ke 18. Ritual Talam Dua Muka merupakan ritual yang skaral. Masyarakat setempat mempercayai terhadap roh leluhur mereka yang di yakini bisa menjaga keamanan kampung dan melindungi kampung.Ritual ini sudah ada sejak kedatangan suku laut pada pesisir Kepulauan Riau. Tidak tahu pasti siapa yang membawa dan kapannya, namun kedatangan suku laut ke daerah pesisir Kepulauan Riau sekitar abad 18. Ritual dikembangkan didaerah pesisir tempat mereka tinggal, dengan cara melindungi dan membela kampung agar terhindar dari gangguan roh jahat.
Pelaksanaan Ritual Talam Dua Muka hanya dilaksanakan disatu tempat yaitu tempat yang mereka sakralkan.Sewaktu ritual belangsung keluarga dukun atau atuk mempersiapkan semua persyaratan dan diikuti oleh keluarga dan kerabat. Adapun tata cara pelaksanaan dukun atau atuk dalam melakukan Ritual pasien yaitu: pertama, keluarga mempersiapkan syarat-syarat yang perlu untuk sesajian. Kedua, dukun atau atuk membersihkan tangan, kaki, dengan air yang diambil dari suur sakral. Ketiga, dukun atau atuk mulai memanggil roh leluhur. Keempat,setelah selesai dilakukan ritual hingga selesai. Apabila tata cara dukun atau atuk tersebut dilanggar maka akan mendapat bahaya pada yang melakukan.
Ritual Talam Dua Muka ini di pandang dari aspek Agama Islam suatu ritual yang bersifat syirik. Hal ini disebabkan karena Ritual Talam Dua Muka ini mengandung unsur mantra–mantra yang tidak berdasarkan kitab suci Al-Quran,dan Ritual Talam Dua Muka ini juga merupakan tradisi masyarakat di Desa Teluk Setimbul. Dalam Ritual Talam Dua Muka juga menggunakan mantra-mantra untuk membela kampung dan menyembuhkan penyakit.Mantra ada dua jenis. Pertama, mantra yang sebetulnya adalah doa kepada tuhan. Kedua,mantra yang berupa kalimat-kalimat untuk menghadirkan atau meminta bantuan kepada arwa leluhur atau makhluk halus (jin). Berkembangnya mantra-mantra dalam sistem pengobatan melayu berkaitan erat dengan persepsi mereka terhadap bahaya atau gangguan.
Menurut mereka bahaya atau gangguantidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor nyata, tetapi juga disebabkan oleh faktor atau hal tidak nyata atau gaib.Dalam konteks ini keberadaan matra berfungsi sebagai pemutus hubungan antara bahaya atau gangguandengan faktor gaib yang menjadi penyebabnya selain itu pembacaan mantra juga diyakini dapat memperkuat keampuhan dan ekfetifitas perlindungan.Peran yang berwenang atau memiliki otoritas untuk membaca mantra adalah dukun atau bomohyang telah mendapat kepercayaan dari masyarakat.Dalam hal ini Desa Teluk Setimbuldukun atau bomoh disebut dengan atuk.Mantrayang digunakan dalamRitual Tradisi Talam Dua Muka ini banyak diambil dari bahasa para mahluk halus yang memasuki mimpi dan berdialog denganatuk, namun mantra tersebut tidakdapat dilampirkan karena menurut beliau tidak sembarang orang dapat mengetahui mantraRitualTalam Dua Muka ini, jika ingin mengetahui mantra hendaknya seseorangtersebut mempercayai kajian ini disamping itu memiliki ilmu agama yang tinggi.
Terdapat beberapa syarat yang perlu di penuhi oleh pemimpin ritual. Syarat-syarat pemimpin ritual yaitu harus berpakaian sopan dan serba putih, memahami maksud dan tujuan ritual dan menyiapkan bahan-bahan yang ditentukan dalam. RitualTalam Dua Muka yaitu talam yang berisi (beteh, pisang, telur ayam, beras kunyit,Pulut kuning, kopi, air, dan rokok.
Begitu juga dalam pelaksanaan RitualTalam Dua Muka ini, dimana pelaksanaanya dilakukan pada waktu tertentu,sekitar jam 14.00 siang di tempat atau rumah yang telah di tentukan. Waktunya setiap tiga bulan sekali setiap 15 hari bulan (tanggal di tentukan setiap bulannya). Proses Ritual Talam Dua Muka ini terdapat nilai-nilai yang didalamnya. Seperti nilai agama,etika, pendidikan dan nilai budaya. Nilai agama serta dapat dilihat pada proses pelaksanaan ritual ini seperti mengenakan pakaian yang sopannilai etik ayang terdapat pada proses membawa makanan jika ingin mengikuti ritual untuk dimakan bersam-sama, nilai pendidikan yang terdapat dalam pelaksanaanRitualTalam Dua Mukayaitu nilaibersikap tenang saat pelaksanaan,serta nilai budaya yaitu dimana masyarakat Desa Teluk Setimbul sampai sekarang masih mempertahankan dan melestarikan kebudayaan terutama ritual Talam Dua Muka. **
Sumber: Dewi Susanti dan Mutia Rizky Oktaviani, Ritual Talam Dua Muka di Desa Teluk Setimbul, Kabupaten Karimun. Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017