Porari, Kerjasama Tradisional di Rokan Hulu

0
579

Setiap daerah memiliki kekhasan dan keunikan dalam hal sistem kerjasama tradisional. Namanya bermacam-macam. Di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, dikenal istilah porari.

Porari merupakan sebuah sistem kerjasama yang dapat mengatasi permasalahan pengerahan tenaga kerja dalam kepentingan ekonomi, sosial maupun keagamaan. Sistem kerjasama ini terlembaga dengam baik dalam masyarakat Rokan Hulu dalam aktivitas ekonomi peleadangan dan aktivitas sosial di perkampungan. Mekanisme dalam porari diatur dengan jelas dalam istilah membaok (membawa), munjopuik (menjemput) dan membaya (membayar) porari.

Keberadaan porari dalam masyarakat menunjukkan bahwa ikatan solidaritas mekanik yang berdasarkan pada ikatan emosional anggotanya masih sangat kuat. Hal ini memperlihatkan bahwa meskipun Rokan Hulu telah berkembang pesat sebagai pusat ekonomi baru dengan adanya perkebunan sawit skala besar, akasia, namun pengaruh ekonomi yang dibawa tidak srta merta mengubah orientasi kehidupan masyarakat.

Porari terbagi dua. Porari berladang dan porari burolek (berkaitan peristiwa sosial). Porari terbagi tiga, yakni porari godang (besar), porari moncik (kecil) dan porari seluduk. Porari seluduk ditentukan waktunya sesuai perjanjian.

Mengingat fungsinya yang penting sebagai mekanisme untuk pengerahan tenaga kerja berbasis komunitas dan kebersamaan, porari penting untuk dilestarikan. Tantangan terbesar porari di Rokan Hulu adalah menyusutnya wilayah hutan menjadikan aktivitas peladangan berkurang drastis. Sementara porari mendapatkan makna sesungguhnya dalam konteks aktivitas perladangan. Pemerintah daerah dan lembaga diminta terus menjaga eksistensi tradisi porari ini.

Sumber:Sita Rohana.2017. Porari, Sistem Kerjasama Tradisional di Rokan Hulu, Riau.                      Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri.