BPNB Tanjungpinang Pentaskan Jebat Menggugat

0
445

Tanjungpinbilboard 5x6ang- Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Tanjungpinang menggelar pementasan Jebat Menggugat, Pop Opera Melayu di Gedung Aisyah Sulaiman, Tanjungpinang, Sabtu (26/3) malam. Pemain yang tampil sekitar 50-an orang dari 10 sanggar yang ada d Tanjungpinang dan Bintan.

Nanda Darius selaku sutradara menyebut, opera identik dengan musik klasik. Penambahan istilah pop opera diartikan memberikan nuansa lebih kontemporer karena dalam pertunjukkan nanti semua genre musik masuk. “Jebat menggugat dimaknai dalam konteks kekinian.Kami mengambil spirit Melayu dari segala sisi. Baik penyajian, aransemen musik, maupun cerita”kata Nanda yang jebolan STSI Bandung jurusan teater ini.

Ia menjamin pertunjukkan takkan monoton karena konsepnya opera. Dialog-dialog yang ditampilkan juga dikemas dalam kondisi kekinian, namun tak menghilangkan roh Hang Jebat sebagai simbol tokoh yang pemberani membela kebenaran dan keadilan. Dalam menggarap naskah ini, Nanda yang pernah tampil dalam pertunjukkan teater disejumlah negara mempersiapkan pemainnya sudah sekitar satu bulan. “Luar biasa tantangannya, pemain kami dari berbagai sanggar. Diseleksi dan dicari peran sesuai kemampuan mereka. Ada yang sudah jadi, ada yang betul-betul pemula,”ujarnya.

Pimpinan produksi, Dwi Sobuwati mengatakan, BPNB Tanjungpinang mencoba sesuatu yang beda. Biasanya lebih banyak memberikan dukungan, kini langsung terlibat langsung untuk membuat event baru. “Kami belum pernah menggelar  event teater. Ini yang pertama. Kami kumpulkan para pemainnya dari sanggar-sanggar dibawah binaan. Sutradaranya juga pegawai BPNB,”kata Sobu.  Ia menyebutkan, kegiatan gelar budaya Melayu ini bagian dari tugas pokok dan fungsi BPNB Tanjungpinang dalam melestarikan kebudayaan Melayu diempat provinsi, yakni Kepri, Riau, Jambi dan Bangka Belitung. Kasubag Tata Usaha BPNB Tanjungpinang berharap acara ini sukses dan nantinya menjadi agenda rutin tahunan. Tak tertutup kemungkinan nantinya mengandeng Pemda sehingga bisa membuat event yang lebih besar lagi dan bisa menjadi ikon pagelaran kesenian di Kepri, khususnya Tanjungpinang.

Para pemain yang tampil dalam pertunjukkan Jebat Menggugat, Pop Opera Melayu, antara lain Al Muchlis yang berperan sebagai Hang Jebat dan Tri Indah Lestari sebagai Dayang. Barozy Alaika tampil sebagai Penghulu Negeri, sedang Zainal Anbiya memerankan ketua majelis. Aransemen musik nantinya digarap Azmi Machmud dari Penyegat, sedangkan penata artistik, Roy Robert Waas. Penata gerak, Handry dan penata cahaya, Heru Agung Laksono. Adapun sanggar yang terlibat dalam pagelaran ini, antara lain  Sanggar Bintan Telani, Lembayung, Ngesti Rahaya, Laksamana Pantun, dan Warisan Budaya Penyengat. Selain itu, ikut pula Sanggar Samudra Esamble, Laman Budaya Semenanjung, Kledang, Taruna Seligi, dan Sanggar Titah Tuanku.

Naskah Jebat Menggugat ditulis Ary Sastra. Hang Jebat nama tokoh yang sudah sangat familiar. Dalam Hikayat Hang Tuah, dikisahkan bahwa Hang Jebat meninggal dunia di tangan sahabat karibnya, Hang Tuah dalam sebuah pertempuran sengit. Pertempuran antar sahabat itu terjadi sebagai akibat adanya intrik di Istana Melaka. Hang Jebat adalah cerminan pembela kebenaran dan keadilan yang mewakili perasaan rakyat, sesuai dengan pepatah Melayu: raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah. Seiring dengan berjalannya waktu, tafsir atas Hang Tuah dan Hang Jebat itu pun terus berkembang. Tafsir penentuan siapa pahlawan dan siapa pecundang, misalnya,masih menjadi perdebatan menarik hingga saat ini.**