Tari Zapin Meskom Bengkalis yang Makin Mendunia

0
5910

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2017 menetapkan Tarian Zapin Meskom dan Zapin Api ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) dari Provinsi Riau. Zapin tumbuh dimana-mana. Di Kepri, zapin ada di Pulau Penyengat sehingga bernama
Zapin Penyengat. Namun, Zapin Meskom dari Bengkalis yang lebih populer dan namanya makin mendunia.

Sastrawan Riau Jefri Al Malay menyebut dulu zapin hanya dimainkan di ceruk-ceruk kampung. Di bawah pohon rambai dan halaman rumah-rumah penduduk Kampung Meskom, Kabupaten Bengkalis. Saat itu, zapin belum menjadi karya yang ramai dibicarakan, di serata negeri. Lalu, siapa yang menyangka, hari ini, Zapin Meskom kerap ditampilkan diberbagai perhelatan seni. Bahkan telah pula dipelajari banyak pihak, baik komunitas seni, maupun kampus seni.

Tari Zamin Meskom dari Bengkalis

Zapin secara umum adalah seni dari Arab yang menyebar ke seantero wilayah Riau. Di Siak dan Bengkalis menjadi daerah penyebaran awal dari seni Zapin ini karena berada di pesisir pantai yang lambat laun kemudian menjadi budaya masyarakat setempat dimana budaya sebagai gagasan dan hasil karya manusia dalam kehidupan bermasyarakat menjadi milik masyarakat tersebut.

Zapin kemudian masuk ke pelosok-pelosok daerah dengan berbagai variasi yang ada sesuai gagasan yang menerima dan memunculkan budaya baru pada masyarakat yang menerimanya. Seiring berjalan waktu, hasil karya tersebut kadang berkelanjutan dan terkadang diam tidak bergerak. Kebudayan daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional, sudah sepatutnyalah masyarakat setempat dan sekitarnya serta pihak-pihak lain dapat melanjutkan bahkan mengembangkan kebudayaan daerah tersebut.

Zapin yang masuk dari Yaman Arab dahulunya digunakan sebagai media hiburan di istana di negeri Parsi. Berkembang terus dari Yaman Hadramaut dan sekitar abad ke 16 mulai masuk ke semananjung Malaysia tepatnya di Johor, kemudian semakin berkembang dengan masuk ke daerah-daerah pesisir Riau dan Lingga. Setelah itu semakin berkembang sampai ke seluruh Malaysia, Indonesia, Singapore, Brunei Darussalam dan seterusnya. Perkembangan ini terjadi sesuai dengan pergerakan perdagangan yang dilakukan oleh Bangsa Arab di Nusantara dan diterimanya Zapin tersebut di masyarakat tempatan. Sebagaimana diketahui bahwa daerah pesisir Riau dahulunya dan sampai sekarang menjadi jalur lalu lintas perdagangan internasional. Hal ini menyebabkan terjadinya hubungan-hubungan budaya antara para pedagang dengan masyarakat setempat.

Tari Zapin Meskom
Zapin adalah seni musik diiringi gambus, rebana dan marwas serta merupakan seni gerak tari Zapin yang berkembang di Istana Siak Sri Indrapura oleh Sayed Umar sekitar abad ke 16/17. Zapin yang dahulunya merupakan seni istana yang hanya dimainkan di istana, kemudian seiring perjalanan waktu khususnya ketika zaman kolonial Belanda maka Zapin bergeser ke ceruk kampung.

Di Bengkalis dikembangkan lebih lanjut oleh Abdullah Noer asal Deli Medan sekitar tahun 1930-an yang sekaligus merupakan guru dari Muhammad Yazid bin Tomel asal Desa Meskom, Bengkalis sehingga Zapin ini lebih dikenal sebagai Zapin Meskom. Muhammad Yazid sebagai tokoh Zapin Meskom tak henti-hentinya terus berkarya dengan Zapin Meskom. Desa Meskom kini dijuluki Desa Zapin.

Yazid pandai berzapin dari ayahnya, Tomel dan dilanjutkan dengan berguru kepada Abdullah Noer, Ares dan Cik Muhammad sekitar pertengahan tahun 1930-an. Belajar secara sembunyi-sembunyi karena Belanda melarang masyarakat untuk berkumpul atau berkerumun yang dicurigai akan memicu perlawanan terhadap Belanda. Yazid berkumpul dengan gurunya di kebun untuk belajar menari Zapin satu atau dua ragam gerak tari.

Sekitar 1950-an, Yazid makin dikenal di Bengkalis bersama penari lainnya seperti Hasan, Harun, M. Yusuf, Hasan Matero dan M. Ali. Mereka keluar masuk kampung menari Zapin untuk meramaikan berbagai hajatan rakyat. Untuk mengembangkan Zapin Meskom, maka Yazid pada tahun 1998 mendirikan Sanggar Yarnubih yang merupakan singkatan dari nama Yazid, Nur dan Ebih. Melalui sanggar ini Yazid telah berzapin di Riau, Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Johor serta Melaka.

Budayawan Riau, Hang Kafrawi menilai Zapin Meskom harus dijadikan ikon dan menjadi identitas dan kekuatan. Bentuk dan ragam seni yang kaya di Riau ini harus dilakukan upaya untuk mematenkannya. Karena memang diakui, Indonesia dalam hal mematenkan ini sangat lemah. Hal itu dilihat misalnya bahwa Singapura dalam setahun mematenkan benda miliknya sebanyak 5000, sedangkan Malaysia sebanyak 2000 dan Indonesia hanya berkisar 200 atau 300.

Dengan nilai-nilai dan filosofis yang terkandung di dalamnya menjadikan tari Zapin ini mampu menjawab pertanyaan dari orang luar semisal apa sesuatu yang bisa dilihat dan disaksikan tetapi dapat mencerminkan gambaran umum tentang orang Melayu Riau.
Jika dibandingkan dengan keberadaan Wayang, ketika Wayang dipertontonkan, maka semua sudah terlihat Jawanya, baik filosofi dan nilai-nilai lainnya. Zapin bisa menjawab hal itu. Karena Zapin memiliki ragam gerak dan filosfi yang luar biasa. Bentuk dan geraknya memberi inovasi yang begitu dahsyat bagi perkembangan tari misalnya.

Pakaian Yang Digunakan Pada Tari Zapin Meskom

Laki-laki :
Pakaiannya adalah Baju Kurung Leher Cekak Musang dengan 4 atau 5 buah butang (kancing baju).
Seluar (celana) penutup aib dan malu, tidak panjang berlabuh dan tidak pula singkat/sengkat/pendek yang tidak beradat.
Kain Samping dibawah lutut untuk orang ternama, di tengah lutut untuk ulama, dan diatas lutut untuk anak muda.

Perkataan patut seluar laki-laki dari Butang Emas :
…………
Seluar panjang semata kaki
Goyang bergoyang ditiup angin
Kibarnya tidak lebih sejengkal
Pesaknya tiada begitu dalam
Elok sanggam menutup malu
Kalau melangkah tidak menyemak
Kalau duduk tiada menyesak
Kaki diberi awan-awanan
…………

Perempuan :
Baju Kurung Laboh yang sesuai syara’ dan adat, yang bermakna menutup aib, yang sesuai tempat dan waktu, yang longgar tidak seperti menutup nangka.

Perkataan patut pakaian perempuan dari Butang Emas :
………..
Yang perempuan lain bajunya
Pertama disebut Baju Kurung
Leher melingkar tulang belut
Cengkam-cengkaman menjari lipan
Kalau bertenun tabur bertabur
Sulam ditangan sulam di bawah
Sulam menjalin keliling dada
Labuhnya sampai ke bawah lutut

Kibar berkibar ditiup angin
Tidak sempit menyampul nangka
Patut dipakai tua muda
Tidak berbatas pemakaiannya
Aib tertutup malu tersimpan
Sesuai adat dengan syara’
Sesuai ke tengah sepadan ke tepi
………

Makna Gerakan Tari Zapin Meskom Bengkalis :
Menunduk di hadapan Sultan
Tersenyum di hadapan rakyat
Ragam Alif pembuka gerak, awal untuk mengaji
Ragam Alif Sembah yang patut dihormati
Langkah Melalui 1-8 yang memulai dari yang kecil sebagai nilai kerja keras
Ragam Titi Batang (Menongkah/Mendayung) yang tabah, teguh, terampil dan kuat menghadapi cobaan
Ragam Siku Keluang (gerak sayap Burung Keluang/Kelelawar Besar) yang kreatif berpikir dan menghasilkan karya
Ragam Siku Keluang Sembah yang dinamis dijalan Allah SWT
Ragam Gelombang Pasang yang tekun, terus menerus untuk hasil karya yang lebih bagus
Ragam Pusing Tengah atau Catuk Burung Merpati yang peduli akan lingkungan, menjaga yang telah ada, memperbaiki apa yang rusak.
Ragam Sud atau Bunga yang adil dan sabar, sama hak sama kewajiban.
Ragam Sud Depan atau Bunga Depan yang demokratis dan berkeadilan
Ragam Sud Maju Mundur atau Sud Ganda yang demokratis, berkeadilan dan sabar

Alat Musik Tari Zapin
Gambus Melayu yang lebih ramping dari gambus Hadramaut, yang lebih lembut dan melodius.
Rebana yang sisinya ditepuk berlapis kulit kambing.
Marwas yang lebih kecil untuk meningkah/menengkah, yang menentu irama gerakan dan pengisi tekstur musik.

Sumber :
http://www.riaumagz.com
http://www.butang-emas.net/2009/04/2-pakaian-dalam-perkataan-yang-patut.html
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/download/6475/6173
Rentak Zapin Tanpa Yazid
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1755/yazid-dan-regenerasi-zapin-melayu