Museum adalah jendela suatu kota. Ingin mengetahui gambaran sebuah kota datang saja ke museum. Dipastikan semuanya bisa terjawab. Di Pekanbaru, Riau ada museum bersejarah, Museum Sang Nila Utama. Beragam khazanah kebudayaan Melayu ada di sini.
=======================================================
Museum Sang Nila Utama lokasinya sangat strategis di jantung kota Pekanbaru. Berada di Jalan Sudirman dan dalam satu kompleks kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Riau. Di kawasan ini juga ada Taman Budaya Riau. Dibelakangnya ada kantor Dinas Kebudayaan Riau. Museum ini pengelolaannya dibawah Dinas Kebudayaan Riau.
Dalam Buku Panduan Museum Daerah Riau Sang Nila Utama, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan UPT Museum Daerah dan Taman Budaya Provinsi Riau Tahun 2016 lengkap sejarah pendirian museum ini. Berawal pada tahun 1975, seiring dengan perubahan instansi Perwakilan-perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, dimulailah upaya perintisan untuk mendirikan sebuah museum di Provinsi Riau. Pertama-tama
dibentuklah Bidang Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan, upaya ini dimulai degan mengumpulkan benda-benda (koleksi) peninggalan sejarah dan budaya.
Pembinaan permuseuman terus berlanjut dan beberapa waktu kemudian dimulailah perencanaan pembangunan Gedung Museum melalui dana APBN Tahun Anggaran 1977/1978 yang diawali dengan pembebasan lahan tanah seluas 16.930 M2. Kemudian secara bertahap yaitu Tahun 1979/1980 dan 1981/1982 dibangun gedung perkantoran yang terdiri dari beberapa ruangan. Pembangunan selanjutnya diteruskan pada Tahun Anggaran 1984/1985 dan 1985/1986 dengan dibangunnya gedung untuk memenuhi
kebutuhan ruangan pameran benda koleksi yang tetap dan disebut gedung pameran tetap.
Setelah sarana dan prasarana baik fisik maupun nonfisik dianggap cukup memadai maka ditetapkanlah sebagai Museum Negeri Provinsi Riau dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 001/0/1991 tanggal 09 Januari 1991. Pada saat itu Kepala Museum masih dirangkap oleh Kepala Permuseuman Bidang Permuseuman Sejarah dan Purbakala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Riau dan sekaligus sebagai Pelaksana Tugas Harian. Pada Tahun Anggaran 1993/1994 dibangunlah Auditorium.
Kemudian setelah itu barulah diangkat Kepala Museum yang definitif dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Prof. DR. Edi Sedyawati pada tanggal 09 Juli 1994. Pengangkatan ini bersempena dengan Pembukaan Pameran Bersama Museum Negeri se-Sumatera dan sekaligus dalam rangka turut berperan serta dalam acara Pembukaan Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke 17 di Pekanbaru.
Setelah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang dalam hal ini adanya pengalihan kewenangan beberapa bidang urusan Pemerintahan Pusat yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah, termasuk salah satunya yaitu Bidang Kebudayaan. Pemerintah Provinsi Riau melalui Peraturan Daerah
Provinsi Riau Nomor 17 Tahun 2001 maka Museum Negeri Provinsi Riau diganti nama menjadi Museum Daerah Riau “Sang Nila Utama” yang berada dibawah Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau.
Sang Nila Utama
Diskusi dan perdebatan nama Museum Negeri Provinsi Riau ini diawali dengan dibentuknya tim tersebut yang terdiri dari Muhammad Daud Kadir, Ridwan Malay, MA Effendi,Tenas Effendi, Muhaidin, Said Prof, DR Samsir Marzuki, dan Prof DR Tabrani Rab. Diskusi atas pemberian nama Museum Negeri Provinsi Riau sebanyak empat kali. Pertemuan-pertemuan yang membahas calon-calon nama yang cocok untuk Museum Negeri Provinsi Riau.
Terdapat 10 nama yang diajukan tim. Dari 10 calon nama yang diusulkan oleh tim diskusi
tersebut, lalu diteruskan ke Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau untuk menyeleksinya. Dari hasil seleksi Kepala Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau terjaringlah 3 (tiga) nama diantaranya Sang Nila Utama, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil, Marhum Pekan dan Raja Ali Haji. Gubernur Riau akhirnya memilih nama Sang Nila Utama. Jadinya nama lengkapnya, Museum Negeri Provinsi Riau Sang Nila Utama.
Dalam Sulalatus Salatin, Sang Nila Utama disebutkan sebagai putra pasangan Sang Sapurba dengan Wan Sundaria (anak dari Demang Lebar Daun, penguasa Palembang). Ia menikah dengan Wan Sri Beni, dan awal menjadi raja di Bintan (Kini wilayah Kepri) sebelum pindah ke Singapura. Sang Nila Utama diyakini orang yang mendirikan Singapura yang dulunya bernama Tumasik (Temasek). Singapura artinya kota singa.
Koleksi
Koleksi Museum Sang Nila Utama beragam. Terdiri dari berbagai kategori. Geoligika ( benda koleksi disiplin ilmu geologi (fosil, batuan, mineral, dan benda bentukan alam lainnya, seperti andesit dan granit). Biologika – benda koleksi disiplin ilmu biologi (rangka manusia, tengkorak, hewan, dan tumbuhan baik fosil ataupun bukan). Etnografika – benda koleksi budaya disiplin ilmu antropologi yang merupakan hasil budaya atau identitas suatu etnis. Arkeologika – benda koleksi yang merupakan peninggalan budaya sejak masa prasejarah sampai masuk pengaruh barat. Historika – benda koleksi yang memiliki nilai sejarah dan menjadi objek penelitian sejak masuknya pengaruh barat hingga sekarang (negara, tokoh, kelompok, dan sejenisnya). Numismatika (telaah
tentang pengumpulan mata uang atau tanda jasa (medali dan sebagainya) dan Heraldika (lambang, tanda jasa dan tanda pangkat resmi (cap atau stempel).
Selain itu juga ada koleksi Filologika – benda koleksi disiplin filologi (naskah kuno tulisan
tangan yang mendeskripsikan suatu peristiwa). Keramonologika – benda koleksi barang pecah belah yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Seni rupa – benda koleksi yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia melalui karya sua atau tiga dimensi. Teknologika – setiap benda atau kumpulan benda yang menunjukkan perkembangan teknologika tradisional hingga modern.
Kini Musem Negeri Sang Nila Utama dan Perpustakaan Soeman HS menjadi pusat kunjungan dan destinasi wisata sejarah, budaya dan pendidikan di Pekanbaru. Letaknya yang strategis menjadikan tempatnya menjadi favorit. Diharapkan dengan terbentuknya Dinas Kebudayaan Riau yang telah berdiri sendiri, pengelolaan Museum Negeri Sang Nila Utama menjadi lebih maju dan profesional. Angka kunjungan semakin meningkat. **