HPI Kepri 2017 Lebih Berwarna

0
177
Fatih Muftih, Ketua Panitia HPI Kepri 2017

Perayaan Hari Puisi Indonesia 2017 di Tanjungpinang, Kepulauan Riau akan berlangsung lebih berwarna. Dewan Kesenian Kepri memandatkan kepada para penyair dan seniman muda Tanjungpinang untuk menggagas acara yang akan berlangsung selama tiga hari, pada 27-29 Juli mendatang.

“Mereka punya konsep yang berbeda, kami memberikan kesempatan pada mereka untuk menginterpretasi puisi di era milenial ini,” kata Ketua Dewan Kesenian Kepri, Husnizar Hood.

Pendekatan-pendekatan estetika hari ini, sambung Husnizar, tentu berbeda dengan yang dirasakannya ketika muda pada dua dekade silam. Sebab itu, akan lebih berwarna jika pada hajatan rutin yang dilaksanakan Dewan Kesenian ini diamanatkan kepada anak-anak muda di Tanjungpinang.

“Zaman dulu belum ada media sosial, sekarang sudah berserak. Tentu itu sedikit-banyak berpengaruh pada estetika yang diusung dalam menulis karya sastra,” ujar Husnizar.

Selama tiga hari pada akhir bulan ini, sejumlah kegiatan sedang dimatangkan persiapan dari segala sisi teknisnya. Mulai dari ziarah sastra ke makam pujangga Raja Ali Haji pada 27 Juli mendatang, kemudian dilanjutkan berturut-turut dengan lomba musikalisasi puisi selama dua malam. Lalu ada juga dialog sastra, bedah buku antologi puisi pelajar, dan malam apresiasi puisi.

“Semua pesertanya akan difokuskan kepada pelajar sekolah dan mahasiswa perguruan tinggi se-Kepri. Itulah mengapa poster kegiatan kami lebih warna-warni dan berasa jauh berbeda dengan konsep dari daerah lain se-Indonesia yang menggelar HPI,” kata Ketua Panitia Pelaksana, Fatih Muftih.

Sejaug ini, sambung Fatih, persiapan sudah semakin matang. Tinggal urusan-urusan teknis yang akan dikoordinasikan kembali dengan Dewan Kesenian Kepri. Fatih berharap, pendekatan estetika yang lebih berwarna ini kian dapat memantik minat anak-anak muda Tanjungpinang untuk mulai membaca dan menulis karya sastra.

“Karena yang kami tahu, warisan peradaban terbesar yang ditinggalkan orang-orang Melayu itu adalah keberaksaraan. Tradisi ini harus tetap berlanjut dengan segala strategi dan teknologi yang siap mengikut,”ujarnya.**