Kerinduan pecinta teater warga kota gurindam Tanjungpinang terobati sudah. Opera Fun Town persembahan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri digelar, Sabtu (8/4) malam di Gedung Aisyah Sulaiman. Acara terbilang sukses. Penonton penuh sesak. Naskah yang dimainkan enak. Properti bagus. Penampilan para pelakon juga asyik ditonton.
===================
Pindah ke Gedung Aisyah Sulaiman.Menonton karya seni yang jarang ada di kota ini. Kenapa kita ini dek ? Abang merajuk….Adek bujuk Adek merajuk …Abang bujuk. Sampai kapan kita begaduh seperti ini dek ? “Ha-ha-ha suka sangat dengan sepenggal kalimat di Opera Fun Town tadi di Gedung Kesenian Aisyah.
Begitu status Anna Ummu Fitry, penulis wanita dalam laman facebooknya. Ia antusias untuk menonton pertunjukkan Opera Fun Town yang disutradai Nanda Darius dan naskahnya ditulis Ary Sastra. Anna lebih bahagia lagi karena bertemu dengan mantan Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan yang juga dikenal sebagai penulis.
Saya yang datang untuk menonton pertunjukkan sekitar pukul 20.00 WIB, tak bisa lagi masuk ke dalam gedung. Gedung penuh sesak. Untunglah panitia menyiapkan layar lebar di halaman gedung sehingga warga yang datang masih menonton meski pun gambarnya sedikit kabur. Banyak penonton yang menyaksikan operan di luar gedung, tak terkecuali petugas
keamanan.
Tahun 2017 ini, kegiatan Gelar Budaya kembali ditaja BPNB Kepri. Tahun 2016 sukses mengangkat pagelaran Jebat Menggugat, kini tampil dengan naskah Opera Fun Town. Naskahnya sama-sama ditulis Ary Sastra, sastrawan yang juga mantan wartawan itu. Nanda Darius selaku sutradara juga bisa menyaksikan beragam talent atau pemain dari berbagai sanggar dan daerah di Kepri. Penata musik dipercayakan pada Adi Linkepin, yang dikenal sebagai pemain biola handal dari Samudra Esamble. Properti kembali digarap Roy Waas yang ide-idenya brilian.
Pertunjukkan ini digarap dalam latihan yang sudah berlangsung hampir dua bulan di Aula BPNB Kepri dan juga pernah di Lapangan Pamedan Tanjungpinang. Para pemain yang berpartisipasi tahun 2016, seperti Zainal Anbiya, Almukhlis dan lainnya kembali tampil. Sejumlah pelajar SMA dari berbagai sanggar juga bergabung.
Nanda Darius, sutradara dan juga ketua pelaksana kegiatan mengatakan, pihaknya sejak awal memang ingin tampil beda. Mengangkat Opera Fun Town. Konsepnya mengangkat spririt pantun. Pemilihan spririt pantun juga sebagai bentuk dukungan pantun dijadikan warisan budaya dunia oleh Unesco. “BPNB Kepri berharap melalui pagelaran ini timbul juga
rasa patriotisme. Meski tinggal di perbatasan, namun rasa nasionalisme tak bisa ditawar-tawar. Masyarakat perbatasan bisa maju dengan rasa nasionalisme yang tingg. Masyarakatnya harus kompak dan bekerjasama,”ujarnya.
Menurut Nanda, hal yang menarik dalam pertunjukkan kali ini, para pemainnya dari sejumlah sanggar yang ada di Pulau Bintan. Selain itu juga didukung para pemain dari Lingga, Natuna, Karimun dan Batam. “Teman-teman telah latihan hampir satu bulan. Kita berharap saat nanti tampil bisa maksimal. Kita juga menghibur masyarakat Tanjungpinang yang
mencintai dunia teater,”tukasnya.
Pertunjukkan Opera Town Sabtu malam juga dihadiri Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto yang sudah tiga bulan lebih bertugas di Tanjungpinang. Sejak awal Toto sudah sangat antusias dan tak sabar menunghu hari-H pelaksanaan pertunjukkan. Bukan sekedar teater, tapi pertunjukkan yang ditampilkan khas Melayu. Banyak mengundang tawa, mengelitik dan menyindir potret kekinian yang terjadi dalam masyarakat. **