Istana Kota Piring di Dompak yang Membingungkan

0
3516
Plang Istana Kota Piring di Dompak

Di Perbukitan Dompak, dibawah Masjid Raya Dompak dipasang plang nama Istana Kota Piring. Plang nama Komplek Pusat Pemerintahan Kepri berukuran itu besar terlihat jelas kalau melewati Jembatan I Dompak yang belum lama ini selesai dan sudah bisa dilewati kendaraan. Hal yang mengundang pertanyaan, alasan pemberian nama itu. Bukankah Istana Kota Piring lokasinya ada di Batu 7 (Kilometer 7), sekitar tujuh kilometer dari Kota Tanjungpinang. Membingungkan.
—————————————————-
Meli Deswita (34), guru IPS MTsN Tanjungpinang mengaku banyak ditanya oleh siswa dan guru koleganya. Pertanyaannya macam-macam, apakah Istana Kota Piring juga ada di Dompak, kenapa komplek Kantor Pusat Pemerintahan Kepri diberi nama Istana Kota Piring, kenapa Istana Kota Piring namanya dua. “Dulu orang banyak tak tahu. Tapi setelah Jembatan Dompak selesai, orang banyak lewat ke sana. Mereka melihat plang nama Istana Kota Piring,”kata Meli, kemarin.

Ia menilai, idealnya pemerintah memberikan informasi yang ke publik soal pemberian nama Istana Kota Piring untuk pusat pemerintahan Kepri di Dompak. Kalau pun tetap nama itu dipakai, argumennya harus jelas. “Kami mengajar IPS, banyak materi sejarah. Jadinya banyak pertanyaan ke kami. Sekarang anak-anak juga kritis pertanyaannya,”ujarnya.

Pemberian nama Istana Kota Piring untuk pusat pemerintahan Kepri di Dompak dilakukan saat hari ulang tahun (HUT) Kepri ke-12 tahun 2014 lalu. Saat ini pemberian nama sudah menjadi perdebatan. Usulan nama Istana Kota Piring datang dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri. Banyak pendapat berbeda dan kritikan, namun Pemprov Kepri tetap kokoh dengan nama ini. Pro kontra nama Istana Kota Piring pun berlalu.

Kini dua tahun telah berlalu. Banyak suara-suara yang mempertanyakan pemberian nama itu. Dampaknya tak dirasakan untuk dirasakan generasi masa kini, tapi untuk generasi mendatang. Bukan tak mungkin anak cucu nantinya malah tahunya Istana Kota Piring yang asli itu ada di Dompak, dan bukan di Pulau Biram Dewa, di kawasan Sungai Carang itu.

Disisi lain, Jalan Kota Piring diabadikan di Simpang Batu 7. Situs sejarah Istana Kota Piring ada di daerah ini. Dari simpang traffic light Batu 7, cukup mengikuti jalan yang ada, akan ditemukan situs sejarah penting ini. Dari sinilah, nama Jalan Kota Piring bermula, yakni dari istana yang biasa disebut Istana Kota Piring. Istana ini saat ini sudah dipagari. Bangunannya tampak unik dihiasi dengan piring-piring mewah dari kaca bawaan pedagang dari negeri Cina dan Eropa. Bahkan, di tiang-tiangnya terdapat tembaga yang sangat berkilau.

Jalan Kota Piring di Batu 7

Menurut peneliti BPNB Kepri, Anastasia Wiwik Swastiwi P.hD, sejarah berdirinya Istana Kota Piring dimulai tahun 1722 M oleh Sultan Badrul Alamsyah II dengan Yang Dipertuan Muda Riau Daeng Marewa. Seekor gajah dilepaskan di pulau yang diberi nama
Pulau Biram Dewa. Istana Kota Piring dibangun Yang Dipertuan Muda Riau IV Raja Haji Fisabilillah tahun 1777 M. Istana Kota Piring menjadi pusat pemerintahan mengendalikan Kerajaan Riau Lingga. Istana Kota Piring dibangun sebagai puncak kejayaan Kerajaan Riau Lingga dibawah YDM Riau IV Raja Haji Fisabillah.

Setelah gugurnya Raja Haji dalam Perang Riau 1784 M, Istana Kota Piring hancur dan ditinggalkan. Istana Kota Piring tak lagi menjadi pusat pemerintahan mengendalikan kerajaan. Pada pemerintahan Raja Haji (1777-1784), Riau menjadi salah satu pusat perdagangan paling ramai di Asia Tenggara. Pelabuhan Riau yang terletak di Hulu Sungai Carang menjadi metropolis. Setelah jatuhnya Riau ke Belanda, setelah tahun 1787, Sungai Carang tak berperan apapun dalam bidang perdagangan. Sungai Carang kemudian hanya jadi jalur transportasi masyarakat dari kampung ke kampung. Sungai Riau yang riuh menjadi sunyi.**