Sepenggal Cerita Peserta Jetranas Perwakilan BPNB Kalimantan Barat

0
371

“Indonesia banget” kata Hafidl siswa SMKN 1 Banjarbaru yang berkesempatan memberikan kesan dan pesan pada saat acara pamitan di Balai Adat Desa Penglipuran. Menurut Hafidl, warga Desa penglipuran sangat ramah dan tak segan membantu saat dirinya mengalami kesulitan selama live in di desa. Pengalaman tinggal bersama masyarakat di Desa Penglipuran dari tanggal 5-6 Agustus 2019 memberikan kesan mendalam tidak hanya bagi Hafidl namun juga bagi rekan-rekannya yang berasal dari Kalimantan Selatan. Hafidl dan ketujuh rekannya yaitu Ali Bahtanazar Umar (SMA GIBS Barito Kuala), Ayu Fitriani (SMK Negeri 1 Banjarbaru), Chikaliani Sonya dan Paulus Ricky Maulana Hair (SMA Don Bosco Banjarmasin), Dinnur Aiga (SMA Negeri 4 Banjarbaru), Muhammad Nur Alifuddin Saputra dan Nabila Rizky (SMA 1 Banjarmasin) merupakan peserta terbaik Jejak Tradisi Daerah yang telah dilaksanakan bulan April lalu di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Narasumber memberikan penjelasan kepada peserta

Bersama dengan Firman dan Tina, dua peserta dari Bali, Hafidl dan ketujuh rekannya mewakili BPNB Kalimantan Barat dalam kegiatan Jejak Tradisi Nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi  dari tanggal 04 sd 09 Agustus 2019 bertempat di Hotel Prime Plaza Sanur, Bali. Kegiatan live in di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli yang dilaksanakan pada tanggal 05-06 Agustus merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk pengumpulan data mengenai kebudayaan Bali. Dalam kesempatan pengumpulan data tersebut, tim BPNB Kalbar mendapatkan tema Arsitektur Rumah Tradisional. Keberadaan  Firman dan Tina  dalam tim BPNB Kalbar sangat membantu Hafidl dan rekan-rekannya dalam memahami konsep arsitektur di Desa Penglipuran.

Belanja di pasar Seni Guwang Sukawati

Usai pengumpulan data di Desa Penglipuran, di hari Selasa atau hari ketiga pelaksanaan Jetranas,  Hafidl dan rekan-rekannya diberi kesempatan untuk merasakan  pengalaman bertransaksi secara langsung dengan penjual di pasar seni Guwang Sukawati. Di pasar tradisional ini, seluruh peserta belajar bertransaksi. Ayu bersama Tina berhasil membeli dengan harga Rp 100.000 untuk 5 buah baju setelah menawar cukup lama. Keberhasilan dalam tawar menawar ini menjadi cerita tersendiri di kalangan peserta karena ternyata ada juga peserta yang tidak berhasil menawar sehingga mendapatkan harga yang relatif mahal. Masih di hari Selasa, peserta diajak untuk berbelanja di toko Krisna yang menyediakan buah tangan khas Bali.

Hafidl menyampaikan kesan dan pesan selama live in di Desa Penglipuran

Kegiatan kemudian dilanjutkan di hotel dengan agenda penulisan laporan. Menyesuaikan dengan tema kegiatan yaitu “Memajukan Kebudayaan Merekatkan Kebinekaan” maka dalam penulisan laporan, Hafidl dan rekan-rekan mencoba menghubungkan konsep Tri Mandala dalam arsitektur tradisional rumah adat dengan nilai-nilai  pancasila. Dengan mengambil judul “Penerapan Nilai Butir Pancasila Dalam Konsep Tatanan Ruang Tri Mandala Pada Arsitektur Rumah Adat Tradisional Desa Penglipuran” tim BPNB Kalbar mempresentasikan laporannya pada hari Kamis, 08 Agustus 2019. Meski tidak mendapatkan peringkat terbaik namun Hafidl dan rekan-rekannya merasa bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini. Di akhir kegiatan Jetranas, tim BPNB Kalbar menampilan Tari Enggang  dalam acara penutupan.