Revitalisasi Sastra Lisan Kalimantan Barat

0
1891

Keinginan untuk mencegah kepunahan bahasa dan sastra daerah dengan cara merekonstruksi  apresiasi masyarakat terhadap  tradisi lokal telah mendorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat mengadakan acara Revitalisasi Sastra Lisan Daerah Kalbar. Acara yang digelar di halaman Taman Budaya, Rabu, 29 Agustus 2018 lalu,  mempersembahkan beragam bentuk sastra lisan Kalbar, meliputi tundang, bekana, syair gulung, dan talima, yang diselingi dengan monolog (Dapur Teater pimpinan Beben)  dan tari tradisi.

Pertunjukan bekana

Tampil sebagai pembuka dalam pertunjukan sastra lisan tersebut adalah bekana yang dilanjutkan dengan syair gulung (pimpinan Sucipto) dan talima. Tundang yang tampil terakhir mampu menghibur penonton dengan lantunan syair yang sarat dengan pesan moral dan spiritual sesuai situasi dan kondisi masyarakat saat ini.

 

Dengan ditampilkannya kembali berbagai sastra lisan pada pertunjukan tersebut, diharapkan masyarakat Kalbar, khususnya generasi muda, dapat mengapresiasi bahasa dan sastra lisan dengan lebih baik. Selain itu, untuk memotivasi  mereka agar dapat menjadi ujung tombak dalam melestarikan bahasa dan sastra daerah Kalbar.

Pertunjukan tundang

Kalimantan Barat memiliki kekayaan sastra lisan di antaranya bekana yang merupakan cerita tentang dunia kayangan yang biasanya dituturkan oleh orang tua kepada generasi yang lebih muda. Bentuk sastra lisan yang lain adalah tundang yaitu seni yang disampaikan secara lisan dalam bentuk pantun diiringi gendang dan alat musik lainnya.  Sedangkan syair gulung merupakan syair temporer karena hanya disampaikan di suatu acara dan pada waktu tertentu, sehingga sifatnya hanya ditampilkan sekali saja. Sastra lisan yang berasal dari Dayak Kayan disebut dengan talima, berisi syair-syair yang dilantunkan pada saat upacara atau suasana khusus dan biasanya diiringi dengan petikan Sape’. Masih ada lagi bentuk sastra lisan yang sejenis bekana tapi objek ceritanya berbeda, yakni bejandeh. Adapun Parung adalah sastra lisan yang dibawakan sewaktu pesta adat atau perkawinan.

 

Kontributor :  Eva Luthfiah A. Rahman  (Penggiat budaya wil. Kota Pontianak)