Peneliti Sejarah BPNB Kalimantan Barat menjadi Juri dalam Lomba Karya Tulis “Rekonstruksi Sejarah Budaya Daerah Kota Singkawang”

0
315
Peserta mempresentasikan hasil karya tulis

BPNB Kalimantan Barat dalam komitmennya di bidang kesejarahan dan kebudayaan membuka ruang untuk berdiskusi dan memberi informasi tentang isu, gagasan serta strategi dalam membangun kesadaran dan kecintaan terhadap sejarah dan budaya daerah. Hal ini diwujudkan dengan melakukan kerjasama yang efektif dengan instansi-instansi terkait di tingkat kabupaten/ kota. Sebagaimana yang baru saja dilakukan dengan berpartisipasi dalam kegiatan lomba karya tulis yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Singkawang yang dilaksanakan pada 15-16 Juli 2019. Dalam lomba bertema “Rekonstruksi  Sejarah Daerah Kota Singkawang” ini, BPNB Kalimantan Barat mengirimkan tiga peneliti sejarahnya yaitu Juniar Purba, Lisyawati Nurcahyani dan Any Rahmayani untuk bertugas sebagai juri. Dalam kegiatan ini, juri tidak saja memberikan penilaian atas naskah dan presentasi yang disampaikan. Namun juga memberikan pemahaman tentang teknis penulisan dan berbagai tema menarik yang dapat digali sebagai upaya rekonstruksi daerah Singkawang.

Lima naskah terbaik meliputi naskah bertema: (1) toleransi dalam keberagaman yang kemudian menempatkan Singkawang masuk dalam 4 besar kota toleran dalam Indeks Kota Toleran yang dilakukan oleh sebuah lembaga (2) bentuk sejarah politik dengan narasi yang menitikberatkan pada proses perubahan administratif kota menjadi daerah otonom (3)Wayang Gantung sebagai wujud adaptasi kelompok Tionghoa terhadap kultur setempat yang telah terjadi melalui proses yang sangat panjang, sehingga Wayang Gantung Singkawang dapat merefleksikan nilai kepercayaan dan kehidupan masyarakat Tionghoa di Singkawang Kalimantan Barat (4) dialog antara potensi sosial budaya Singkawang dengan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam meraih predikat sebagai kota toleran (5) Studi tentang biografi tokoh daerah Singkawang

Naskah-naskah di atas sebagian besar mengangkat tema keberagaman dan toleransi. Kedua aspek tersebut merupakan aset dan potensi Singkawang. Oleh karenanya dewan juri sekaligus sebagai peneliti sejarah sangat menyarankan untuk melihat proses bersepakat dari kelompok-kelompok beragam tersebut dalam perspektif sejarah sehingga muncul toleransi dan kehidupan yang harmonis di Singkawang.