Dalam rangka pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dengan menghadirkan fakta-fakta, Rabu (20/3/2019) sekolah SD Muhammadiyah 2 Pontianak mengajak para siswa untuk belajar di luar kelas agar dapat merasakan pengalaman belajar di lingkungan luar dan bertemu langsung dengan orang yang ahli di bidangnya.
Dalam kegiatan fieldtrip ini siswa berkunjung ke beberapa tempat yang ada di Kota Pontianak, salah satu di antaranya Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat. Dengan menggunakan 2 bis besar dan 1 mobil Avanza, sekitar 61 siswa yang didampingi 10 guru pendamping memasuki halaman depan kantor BPNB Kalimantan Barat.
Kedatangan mereka langsung disambut oleh Kasubbag Tata Usaha, Moch. Andri WP dan didampingi beberapa staf BPNB Kalimantan Barat. Dalam kesempatan ini, Kasubbag meminta maaf kepada siswa yang hadir karena hanya bisa memberikan 1 kegiatan saja yang akan diberikan dari tiga kegiatan yang semula direncanakan untuk kunjungan siswa kelas III, IV dan V- CI ini. Hal ini dikarenakan kedatangan mereka tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya, selain itu mereka juga masih akan mengunjungi tempat yang lain.
Dalam waktu yang relatif singkat, BPNB Kalbar melalui Andi Makmur dan Saniri memberikan pengenalan dan penjelasan tentang beberapa permainan tradisional yang berasal dari Provinsi Kalimantan Barat. Beberapa permainan yang diperkenalkan yaitu engrang, terompah dan bakiak. Antusiasme siswa sangat nampak pada saat staf BPNB memberikan penjelasan dan pengenalan permainan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan ketidaksabaran siswa ingin mencoba mempraktekkan semua permainan yang telah diperkenalkan.
Tanpa menungggu waktu yang lama, secara bergantian semua siswa mempraktekkan olahraga tersebut. Walaupun selalu terjatuh, tetapi tidak menyurutkan para siswa untuk selalu ingin mencoba terus permainan tradisional yang diperkenalkan.
Selain permainan tradisional, di ruang lobby kantor terdapat etalase yang berisikan benda-benda warisan tradisional budaya Kalimantan yang dipajang, diantaranya kain, baju adat, tempayan, senjata, dan pernak pernik lainnya. Ada juga peta Pulau Kalimantan dan lukisan Raja-raja dan ornamen-ornamen penghias ruangan. Keingintahuan mereka tentang hal itu sangat besar. Mereka secara berkelompok ingin mengetahui tentang nama-nama, fungsi dan darimana asal benda-benda itu, bahan-bahan untuk membuat benda-benda warisan budaya serta nama-nama tokoh yang ada di dalam lukisan yang dipajang di dinding. Dengan melihat peta Kalimantan, banyak pertanyaaan terkait dengan batas wilayah, pemekaran wilayah dan Kalimantan di masa Belanda. Mereka sangat cerdas dalam memahami hal-hal yang disampaikan oleh pemandu.