“Dengan memahami warisan budaya, kita akan menghargainya;
dengan menghargainya, muncul keinginan untuk menjaganya;
dengan menjaganya, kita akan membantu orang lain untuk dapat turut menikmatinya;
dari pengalaman menikmati, akan timbul keinginan untuk memahami.”
Demikian pemikiran yang mendasari tujuan diselenggarakannya Pameran dan Literasi Warisan dan Diplomasi Budaya, serta Lokakarya Sastra oleh Kemdikbud melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Kegiatan yang menyasar siswa SMA/SMK/MAN se-Kota Pontianak sebagai kelompok target ini berlangsung 2-6 Oktober 2018 di SMA Negeri 1 Pontianak.
Pada acara pembukaan, Suprianus Herman (Kadis Dikbud Prov. Kalbar) yang mewakili Gubernur Kalbar menyampaikan rasa syukur dan terima kasih karena Kalbar telah dipercaya menjadi tuan rumah bagi acara yang sangat penting dan bermanfaat, khususnya bagi siswa. Berkaitan dengan literasi, “Pemerintah provinsi selalu berupaya untuk menyediakan sumber bacaan untuk meningkatkan budaya membaca di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat,” tuturnya. Di kesempatan yang sama, Mulyadi (Kadis Dikbud Kota Pontianak) yang hadir mewakili Walikota Pontianak memberikan informasi mengenai dukungan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Pontianak dalam melestarikan budaya, antara lain dengan menyusun Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah sesuai amanat UU Pemajuan Kebudayaan, serta menyiapkan modul dan buku-buku muatan lokal yang berisi tentang kebudayaan daerah sebagai bahan belajar bagi sekolah-sekolah di Kota Pontianak.
Nadjamuddin Ramly (Dir. Warisan dan Diplomasi Budaya) mengingatkan lagi akan Trisakti Bung Karno yang salah satu isinya berbunyi “berkepribadian dalam kebudayaan.” Nadjamuddin mengajak para siswa untuk punya rasa memiliki dan bangga dengan budaya sendiri, serta mendorong siswa untuk menyebarluaskan budaya Kalbar ke seluruh dunia melalui internet. Di bagian lain sambutannya, Nadjamuddin menekankan pentingnya menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai pintu awal literasi. Menurutnya, “Dengan membaca kita akan mulai mengkaji sesuatu secara mendalam, mengerti tentang sejarah, substansi dan filosofinya, hingga akhirnya dapat menghasilkan narasi yang cerdas.” Pembukaan kegiatan ditandai dengan pemukulan gendang oleh Dir. Warisan dan Diplomasi Budaya, Kadis Dikbud Prov. Kalbar dan Kota Pontianak, didampingi oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Pontianak.
Pemandangan di lobi utama sekolah, tempat pameran digelar, terasa berbeda dengan adanya displai pameran yang didominasi informasi berisi karya budaya Indonesia yang telah tercatat dalam daftar-daftar yang diterbitkan UNESCO, seperti daftar warisan dunia kategori budaya (Cultural World Heritage), warisan budaya takbenda (Intangible Cultural Heritage), dan memori dunia (Memory of The World). Terdapat pula informasi mengenai warisan budaya takbenda dari Kalimantan, diplomasi budaya, serta sastra Indonesia. Pameran yang digelar selama 5 hari ini dipandu oleh 4 orang staf BPNB Kalbar dan diramaikan oleh kehadiran pengunjung yang kebanyakan adalah siswa dan guru. Sesuai dengan kegiatan yang menitikberatkan pada literasi, media-media informasi di arena pameran dilengkapi dengan tautan berupa alamat-alamat situs yang diharapkan dapat menggugah pengunjung untuk menelusuri lebih jauh informasi yang ingin diketahuinya.
Selain pameran, kegiatan yang mengusung tema “Warisan Kita – Akar, Identitas, dan Bekal Generasi” ini berangkai pula dengan kegiatan lekturet mengenai Warisan Budaya Dunia dan Budaya Takbenda dengan narasumber Asanti Astari (UNESCO); Diplomasi Budaya Dalam dan Luar Negeri dengan narasumber Bambang Hari Wibisono (Mantan Watapri UNESCO); dan Diplomasi Budaya dengan narasumber Wardiman Djojonegoro (Anggota Komnas MOW UNESCO). Siswa yang menjadi peserta kegiatan disuguhi pula dengan persembahan tarian dari Tahlirska Elfadhila dan Hana Qanitah (SMAN 70 Bulungan, Jakarta) yang pernah tampil pada pembukaan ASIAN GAMES 2018 lalu, sebagai contoh dari kegiatan diplomasi budaya.
Di hari berikutnya perwakilan siswa SMA/SMK/MAN di Kota Pontianak mengikuti lekturet dan lokakarya sastra. Razif dan Mirza Ahmad Heviko (Balai Pustaka) membawakan materi mengenai Sastra Indonesia dan Sejarah Sastra. Sedangkan Ayu Utami dan Zen Hae (Komunitas Salihara) hadir sebagai narasumber dalam lekturet yang bertema Presentasi Sastra Kebangsaan, sekaligus mendampingi siswa belajar menulis sastra. Seperti disampaikan oleh Nadjamuddin pada acara pembukaan, sastra turut berkontribusi dalam pembelajaran akhlak. “Karya sastra seperti pantun dan pepatah petitih bertujuan untuk memperhalus budi pekerti dan mengajarkan sopan santun,” jelasnya.
Kegiatan lekturet dan lokakarya sastra berlangsung di ruang amphitheater SMA Negeri 1 Pontianak. Kegiatan ini melibatkan 23 SMA/SMK/MAN yang ada di Kota Pontianak dan diikuti sekitar 300 orang siswa.
Penulis : Benedikta Juliatri Widi Wulandari (Peneliti budaya di BPNB Kalbar)