Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Pontianak ke 248 Tahun 2019, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, menggelar Festival Saprahan Pelajar SMP se Kota Pontianak. Kegiatan ini diikuti sebanyak 22 sekolah dan dibuka secara resmi oleh Walikota Pontianak yang diwakili Plt. Asisten I Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat. Dalam sambutannya, beliau mengatakan dalam budaya melayu itu mempunyai ciri khas masing-masing dan inovasi dalam budaya tidak boleh keluar dari akarnya, ucapnya sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Mantan Walikota sebelumnya yang pada saat ini menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Barat. Acara ini juga dihadiri wakil dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat sebagai tamu undangan.
Kegiatan festival saprahan ini dilaksanakan di Rumah Adat Melayu Kota Pontianak dan mewajibkan kepada para undangan yang hadir maupun peserta lomba untuk menggunakan Baju Kurung bagi perempuan dan Telok Belanga’ bagi laki-laki sesuai adat budaya melayu.
Masing-masing peserta yang mengikuti lomba ini mengirimkan anggota timnya terdiri dari enam atau delapan orang. Empat atau dua orang bertindak sebagai penyaji di bagian belakang (dapur), dua orang bertindak sebagai tukang sorong (pengantar makanan ) dan dua orang lagi bertindak sebagai penata.
Saat nomor undian dipanggil, peserta masuk ke dalam ruangan didahului dengan empat orang yang membawa baki berisi kain untuk alas untuk menata makanan. Kemudian yang bertindak sebagai tukang sorong pergi keluar dan masuk kembali dengan membawa makanan, sedangkan yang menata tetap berada di dalam ruangan. Saat membuka hidangan yang akan disuguhkan, dengan tata cara tersendiri yaitu posisi tangan kiri mereka di siku. Saat balik ke belakang mereka berdiri dan mundur selangkah lalu balik arah untuk mengambil hidangan yang lain. Waktuyang disedikan saat penyajian dan penataan dalam Festival Saprahan ini hanya 7 menit dan hal ini menjadi salah satu penilaian.
Saat peserta mengangkat baki berisi kain alas saprahan, mereka memberi salam takzim, selanjutnya menarik kain saprahan ke belakang dengan bergeser ke belakang tanpa berdiri, menata hidangan yang dimulai dari menata kobokan, piring, sendok, gelas minum baik yang diisi air putih dan air serbat, nasi, lauk pauk, hingga makanan yang disuguhkan merupakan urutan tata cara dalam penyajian Festival Saprahan yang mengangkat tema “Melalui Festival Saprahan SMP se-Kota Pontianak Kita Lestarikan Budaya Melayu Pontianak”.