Melawan Lupa : Perjalanan Kerajaan Salakanaga

You are currently viewing Melawan Lupa : Perjalanan Kerajaan Salakanaga

Melawan Lupa : Perjalanan Kerajaan Salakanaga

Melawan Lupa : Perjalanan Kerajaan Salakanaga

Oleh:
Nandang Rusnandar
(BPNB Jabar)

Kisah perjalanan Kerajaan Salakanagara dengan Dewawarman sebagai rajanya dan keturunannya dapat diungkap dalam referensi Pustaka Rajnyarajya I Bhumi Nusantara (Parwa I sarga I dan parwa III sarga I) dan dalam Pustaka Pararatwan I Bhumi Jawadwipa (parwa I sarga I). Disebutkan bahwa, Dewawarman I menjadi raja selama 38 tahun dari tahun 130 M sampai dengan 168 M (52 Caka – 90 Caka). Adik Sang Dewawarman bernama Senapati Bahadura Harigana Jayasakti diangkat menjadi raja di Mandala Ujung Kulon, adiknya seorang lagi bernama Sweta Liman Sakti jadi raja di daerah Tanjung Kidul dengan ibukota Agrabhintapura.

Dari perkawinannya dengan Pohaci Larasati, Dewawarman I yang bergelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Haji Raksa Gapura Sagara mempunyai beberapa orang anak, anak laki-laki tertua menggantikan kedudukan ayahnya bernama Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra dan menjadi Dewawarman II yang memerintah dari tahun 168 M – 195 M, Ia menikah dengan putri keluarga Raja Singala (Sri Langka) mempunyai seorang putra menjadi Dewawarman III dengan gelar Sangasagara Bimayasawirya, memerintah dari tahun 195 M – 238 M.

Putri tertua Dewawarman III bernama Tirta Lengkara, menikah dengan Raja Ujung Kulon bernama Darma Satyanagara yang kemudian menggantikan mertuanya menjadi Dewawarman IV yang memerintah dari tahun 238 M – 252 M. Dewawarman IV mempunyai putri sulung yang bernama Mahisasuramardini Warmandewi menikah dengan Darmastayajaya yang kemudian menjadi Dewawarman V yang memerintah selama 24 tahun 252 M – 276 M, pada waktu itu, Dewawarman V merangkap sebagai Senapati Sarwajala (panglima Angkatan Laut) yang gugur ketika menghadapi perompak, dipanah dari belakang. Kekuasaannya dilanjutkan oleh istrinya hingga tahun 276 M – 289 M. Dari ibunya, kekuasaan diberikan kepada anaknya yang bernama Ganayanadewa Linggabumi, putra sulung Dewawarman V (Sang Mokteng Samudera = mendiang di lautan).

Patung Ganesha di Komplek ITB

Prabu Ganayanadewa berkuasa selama 19 tahun dari tahun 289 M – 308 M. Dari perkawinannya dengan putri India memiliki beberapa putra dan putri. Putra sulungnya menjadi Dewawarman VII, yang bergelar Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati, memerintah Salakanagara dari tahun 308 M – 340 M. Putri sulung Dewawarman VII yaitu Spatikarnawa Warmandewi bersama suaminya kelak menjadi Dewawarman VIII. Karena putri sulung ini belum menikah, maka pada tahun 340 Ia dinobatkan menjadi Rani (Ratu) Salakanagara. Pada tahun 348 ia menikah dengan seorang raja bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman. Ia memerintah dari tahun 348 – 363 M. Pada masa pemerintahan inilah mencapai puncaknya, negara subur makmur sangat memajukan kehidupan keagamaan, seperti agama wisnu, ada yang memuja Siwa, ada yang memuja Ganesha dan ada pula yang pemuja Siwa Wisnu, dan yang terbanyak pemeluknya adalah Ganesha atau Ganapati.

Matapencaharian penduduknya berburu, bertani, berniaga, dan nelayan. Dewawarman VIII, memiliki beberapa putra dan putri, putri sulung bernama Iswari Tunggal Pertiwi Warmandewi atau Dewi Minawati, putri cantik ini kelak diperistri oleh Maharesi Jayasingawarman Gurudarmapurusa atau Rajadirajaguru, raja Tarumanagara pertama. Putra yang kedua bernama Aswawarman, ia diangkat menjadi anak sejak kecil oleh Sang Kundungga, penguasa Bakulapura, kemudian dijodohkan dengan putri Sang Kundungga. Yang ketiga seorang putri bernama Dewi Indari yang kelak diperistri oleh Maharesi Santanu, Raja Indraprahasta yang pertama.

Putra Dewawarman VIII lainnya tinggal di Sumatra yang menurunkan raja raja di Sumatra, di antara keturunanya adalah Sang Adityawarman. Dan, yang lainnya tinggal di Yawana dan Semenanjung. Putra yang bungsu menjadi putra mahkota dan menjadi Dewawarman IX, akan tetapi ia menjadi bawahan raja Tarumanagara karena kerajaan ini telah menjadi besar dan kuat. Demikian pula Sang Aswawarman menjadi raja yang besar kekuasaannya di Bakulapura. Dewawarman VIII memiliki dua permaisuri, yang pertama Rani Spatikarnawadewi yang menurunkan raja-raja di Jawa Barat dan Bakulapura. Permaisuri yang kedua bernama Candralocana putri seorang brahmana dari Calankayana di India, yang menurunkan raja-raja di Sumatra, Semenanjung dan Jawa Tengah.

Demikianlah kisah keturunan raja Dewawarman I (Dewawarman Darmalokapala) s.d Dewawarman IX penguasa di Salakanagara sebagai kerajaan yang bebas selama 233 tahun (130 M – 363 M). Dewawarman VIII diangap sebagai Raja Salakanagara terakhir sebab putranya Dewawarman IX sudah menjadi raja bawahan Tarumanaga.
Pun.

Disarikan dari Buku Sejarah Jawa Barat 1983-1984.