TARIAN SANGHYANG,TARIAN DENGAN UNSUR MAGIS

0
381

Tarian Sahyang Jaran
Tarian Sanghyang Jaran

Sanghyang tarian sakral yang biasanya bukan untuk tontonan masal. tarian ini dilakukan saat suatu desa dilanda bahaya atau musibah. Konon ni katanya, tarian ini ada semenjak agama Hindu belum sampai di Bali. jadi ini lah budaya primitif bali yang masi ada sampai sekarang. (perlu dilestarikan nih, kapan lagi) ciri khas tarian ini adalah dimana penarinya itu menari tanpa sadar diri. badannya menari tetapi yang menggerakkannya bukanlah dirinya tapi roh yang masuk ke dirinya(serem ya). penarinya biasanya menutup mata. dan sering sekali melakukan gerakan yang mustahil dilakukan manusia. Di tarian ini ada tiga unsur penting yaitu: asap/api, nyanyian Sanghyang yang keramat media (manusia, bisa pria atau wanita).

Tari Sanghyang adalah tari sakral, yang terdapat dalam rangkaian sebuah upacara adat suci. Sampai saat ini, tari Sanghyang tidak diadakan sekedar sebagai sebuah tontonan. Tari Sanghyang merupakan tari kerauhan (trance) karena kemasukan roh (bidadari kahyangan dan binatang lainnya yang memiliki kekuatan merusak seperti babi hutan, monyet, atau yang mempunyai kekuatan gaib lainnya). Tari ini adalah warisan budaya Pra-Hindu yang dimaksudkan sebagai penolak bahaya, yaitu dengan membuka komunikasi spiritual dari warga masyarakat dengan alam gaib. Tarian ini dibawakan oleh penari putri maupun putra dengan iringan paduan suara pria dan wanita yang menyanyikan tembang-tembang pemujaan.

Tari Sanghyang adalah tari kerauhan yang ditarikan di dalam keadaa tidak sadrkan diri (intrance). Tari ini mempunyai arti magis, penolak bahaya untuk menyelamatkan Desa dari malapetaka karena adanya wabah penyakit, bencana alam, dan lain sebagainya. Tari ini tidak diiringi gamelan, melainkan hany diiringi dengan nyanyian-nyanyian atau vocal saja.

Tari sanghyang adalah suatu tarian sakral yang berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah. Selain untuk mengusir wabah penyakit, tarian ini juga digunakan sebagai sarana pelindung terhadap ancaman dari kekuatan magi hitam (black magic). Tari yang merupakan sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu ini biasanya ditarikan oleh dua gadis yang masih kecil (belum dewasa) dan dianggap masih suci. Sebelum dapat menarikan sanghyang calon penarinya harus menjalankan beberapa pantangan, seperti: tidak boleh lewat di bawah jemuran pakaian, tidak boleh berkata jorok dan kasar, tidak boleh berbohong, dan tidak boleh mencuri.

Ada satu hal yang sangat menarik dalam kesenian ini, yaitu pemainnya akan mengalami trance pada saat pementasan. Dalam keadaan seperti inilah mereka menari-nari, kadang-kadang di atas bara api dan selanjutnya berkeliling desa untuk mengusir wabah penyakit. Biasanya pertunjukan ini dilakukan pada malam hari sampai tengah malam.

Tari Sanghyang mempunyai bermacam-macam bentuk: antara lain: Sanghyang Dedadri, Sanghyang, Jaran, Sanghyang Sampat, Sanghyang Memedi, dan lain-lain. Diadakannya hanya pada hari tertentu saja, tidak seperti tarian lainnya bias diadakan setiap saat atau odalan.. Nyayian yang dipakai untuk mengiringi tarian ini terdiri dari bermacam-macam bentuk sesuai dengan jenis Tari Sanghyang yang juga banyak macamnya.

Sumber : BPNB Bali, NTB, NTT Warisan Budaya Tak Benda Provinsi Bali Tahun 2010