Denpasar – Kegiatan Pembinaan Generasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Provinsi Bali diakhiri dengan sesi pembacaan rumusan. Adapun tim perumus terdiri dari: I Gusti Ngurah Jaman (Ketua), I Ketut Bina Harta (Sekretaris), I Made Sujana (Anggota), I Ketut Sudiarta (Anggota), I Wayan Sudiarta (Anggota), I Made Santiasa (Anggota) dan I Dewa Putu Adnyana (Anggota).

Berdasarkan pada sambutan Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, paparan dari para narasumber, dan hasil dialog dari para peserta maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa nilai-nilai luhur spiritual bangsa Indonesia ini sejak dari generasi ke generasi dengan pitutur luhur yang membangun karakter bangsa, merupakan kontribusi yang sangat luar biasa dalam membentuk watak anak bangsa.
2. Masyarakat Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masyarakat yang tulus dalam laku pencarian Sangkan Paraning Dumadi, dan dengan dorongan getaran spiritualnya akan menjadi religius, membawanya menjadi manusia yang utuh, yang terbina dalam pencerahan bathin, mendapat tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dalam proses Manunggaling Kawula Gusti.
3. Pribadi-pribadi yang memiliki mental spiritual yang baik, terproses menjadi manusia utuh bersama lingkungannya akan membentuk masyarakat yang kuat dalam sikap positif untuk membangun bangsa yang mandiri dan berintegritas dan mempunyai daya saing yang kuat.
4. Mental spiritual yang baik dapat menjadi modal dasar untuk mencapai kemanunggalan dengan Gustinya secara religi spiritual dan sosio kultural masyarakat berbudaya, berbudi luhur, Pancasilais, kebersamaan dalam kemajemukan merupakan sumber daya manusia yang tangguh dan berkarakter nasionalis, menjadi dasar untuk menjalankan sesanti Memayu Hayuning Bawono dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta mempetahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Disamping itu, kegiatan Pembinaan Generasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa juga memberikan beberapa rekomendasi kegiatan yang segera dilaksanakan sebagai berikut : Inventarisasi Anggota MLKI Bali; Pembentukan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota se-Bali; Penyusunan profil MLKI Provinsi Bali serta Pengembangan peran Perempuan Penghayat. (WN)