Ritual Basmerah Nyambleh Sasih Kanem yang dilaksanakan di Desa Pakraman Taman Pohmanis Denpasar memiliki beberapa makna yang terkandung di dalamnya. Diantaranya yaitu keharmonisan, kesejahteraan, penyucian dan penolak bala. Secara lebih lengkap akan dijelaskan melalui uraian dibawah ini.

a. Makna Keharmonisan
Keharmonisan dapat dilihat melalui Konsep Tri Hita Karana dalam implementasi ritual ini yang tercipta keharmonisan vertikal antara manusia dengan Tuhan, sedangkan horizontal antara manusia dengan sesama manusia dan sesama lingkungannya. Keharmonisan melalui hubungan manusia dengan Tuhan terlihat dari aktivitas ritual masyarakat (yadnya) yang dilaksanakan mulai dari tingkatan sederhana sampai ritual yang tergolong lebih besar seperti ritual Basmerah. Ritual yadnya seperti penjelasan di atas tentunya berbagai prosesi dilaksanakan seperti sembahyang, memohon air suci (nunas tirta), dan mebija merupakan salah satu proses hubungan harmonis antara umat manusia dengan Tuhan atau roh suci leluhur. Keharmonisan melalui hubungan antara manusia dengan sesamanya atau manusia dapat dilihat pada peran masyarakat mempersiapkan segala kelengkapan ritualnya dengan konsep ngayah yang dilaksanakan dengan gotong royong dalam upaya melancarkan tujuan ritual yang diharapkan. Keharmonisan melalui hubungan antara manusia dengan lingkungannya dilihat dari implementasi melaksanakan ritual yang serupa dengan Nangluk Merana untuk persembahan terhadap makhluk-makhluk lainnya di luar diri manusia dan sebagai pelestarian alam lingkungan.

b. Makna Kesejahteraan
Ritual Basmerah di Desa Pekraman Taman Pohmanis dianggap bagian dari ritual bhuta yadnya. Ritual tersebut bertujuan untuk membersihkan alam beserta isinya, menetralisir merana, dan menyomiakan bhuta kala serta makhluk-makhluk yang kedudukannya lebih rendah daripada manusia. Terwujudnya tujuan hidup mendapatkan dharma, artha, kama, dan moksa terlebih dahulu harus dilaksanakan bhuta hita yaitu berupa kesejahteraan alam dan lingkungan. Bhuta hita dilaksanakan melalui ritual bhuta yadnya berupa prosesi untuk menjaga keseimbangan alam sehingga tetap sejahtera. Ritual bhuta yadnya pada hakekatnya merawat lima usur alam yaitu air, tanah, api, udara, dan eter. Kelima unsur tersebut jika berfungsi dengan baik, akan lahir suatu kehidupan yang sejahtera.

c. Makna Penyucian
Kesucian merupakan dasar dari pelaksanaan suatu yadnya. Pelaksanaan ritual bhuta yadnya berupa ritual Basmerah Nyambleh Sasih Kanem ini memiliki makna penyucian terhadap Bhuana Agung dan Bhuana Alit yang sama-sama merupakan ciptaan Tuhan. Melalui penyucian ini nantinya akan muncul suatu kesejahteraan, kedamaian, dan keharmonisan di alam ini.

d. Makna Penolak Bala
Makna penolak bala dapat dilihat ketika prosesi Basmerah dilaksanakan dengan mengoleskan darah pada dahi sebagai tanda agar merana tidak mendekati masyarakat yang telah memiliki tanda tersebut. Prosesi Nyatur Desa yang dilaksanakan masyarakat dengan mengiringi Ida Bhatara Sasuhunan Tapakan Barong dan Rangda mengelilingi desa bertujuan memberikan simbol tangluk (pembatas) agar merana/penyakit tidak masuk ke desa.

Tidak hanya mengandung makna, ritual basmerah juga memiliki fungsi-fungsi tertentu, antara lain: meningkatkan Sraddha Bhakti, penetralisir Merana (Merana adalah istilah yang dipandang memiliki pengertian lebih dekat dengan jenis penyakit atau ancaman yang merusak atau menghancurkan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia)menenangkan bhuta kala dan integrasi sosial bermasyarakat. (WN)

Sumber: Dinas Kebudayaan Kota Denpasar
Editor   : Wakhyuning Ngarsih