Badung – Ada yang berbeda dari pemutaran bioskop keliling kali ini. Apabila biasanya diputar di lapangan umum, lembaga pemasyarakatan, bentara budaya, sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya, Sabtu kemarin (10/2) bioskop keliling diputar di sebuah cafe, tepatnya Geo Coffee & Co-Roastery House Bali. Cafe tersebut terletak di Jl. Pengubengan Kauh No.94 Kerobokan.

Sebelum film diputar, para masyarakat yang hadir dimanjakan dengan melihat-lihat pameran kain yang diselenggarakan oleh Perempuan Pecinta Tenun, PPLH Bali serta Hands for Nations. Banyak jenis-jenis kain yang dipamerkan disana. Baru sekitar pukul 18.00 WITA, film mulai diputar.

Film Tenun Pringgasela yang Diputar Dalam Kegiatan “Katakan Dengan Tenun”

Mengangkat tema “Katakan dengan Tenun”, bioskop sendiri menyajikan film produksi Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali yang berjudul “Tenun Pringgasela” (produksi tahun 2017).  Tidak hanya menyajikan “Tenun Pringgasela”, dalam nobar juga diputar film “Jari-Jari Mama (karya Ady Mulyana)”.

Dengan bekerjasama dengan Yayasan Wisnu Bali, acara nonton bareng ini dikemas secara lebih santai dan penuh kehangatan. Dihadiri oleh masyarakat umum serta komunitas khususnya para pecinta kain.

Usai pemutaran kedua film tersebut, terdapat sesi diskusi dengan pemantik sebagai berikut: Purwadi (Dosen Antropologi Universitas Udayana), Tjok Istri Ratna Cora (Kaprodi Desain Fashion ISI Denpasar) serta Ni Wayan Kusumawanti (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali). Diskusi dalam kegiatan ini begitu hidup karena banyak yang ingin sharing mengenai kain. Terlebih Nura Batara sebagai moderator terlihat aktif memancing para peserta untuk menuangkan opininya. Diskusi mengena kain sendiri berakhir pada pukul 21.30 WITA dengan closing statement yang dirangkum dari masing-masing pemantik diskusi. (WN)