Karangasem – Dalam rangka melestarikan kebudayaan khususnya permainan tradisional yang semakin lama semakin berkurang eksistensinya, Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali menggelar kegiatan “Belajar Bersama Maestro” pada Senin (13/3/2017). Tidak hanya itu, kegiatan ini juga memiliki tujuan sebagai sarana penguatan karakter bangsa serta memberikan penghormatan kepada maestro seni yang berada di wilayah kerja BPNB Bali.
Belajar Bersama Maestro di Bali kali ini menghadirkan seorang Maestro Seni Tradisi Lisan. Beliau adalah Made Taro yang selama lebih dari 42 tahun mendedikasikan hidupnya untuk menyebarkan pesan moral melalui dongeng dan permainan tradisional. Bertempat di SMA Negeri 2 Amlapura-Karangasem, Made Taro mengajari para siswa salah satu permainan tradisional dari Bali yang disebut sepit-sepitan.
Made Taro sedang mengajari para siswa permainan tradisional sepit-sepitan
Sesuai dengan namanya, permainan tradisional ini menggunakan sepit (dalam Bahasa Indonesia disebut dengan sumpit bambu) sebagai medianya. Selain sepit, dalam permainan ini juga menggunakan media benda yang berbentuk bulat (bisa bola kecil) serta tabung bambu. Adapun cara memainkannya yaitu benda bulat dijepit secara pas, kemudian dibawa dan dimasukkan ke dalam tabung bambu. Meski tampak tidak mudah dan harus berhati-hati sekali agar benda bulat tersebut tidak jatuh, namun puluhan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut tampak antusias dan menikmati permainan tradisional yang satu ini.

Pada dasarnya permainan tradisional sepit-sepitan ini memiliki maksud untuk melatih kedisiplinan, keseimbangan otak kanan dan otak kiri. Disamping itu permainan ini juga dapat melatih anak untuk bergaul tanpa mengenal status sosial, melatih kesetiakawanan, serta kebersamaan.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, I Made Dharma Suteja menjelaskan bahwa perkembangan zaman khususnya perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat jenis permainan tradisional yang berjumlah puluhan hingga ratusan perlahan mulai menghilang. Oleh karenanya kegiatan ini dirasa penting untuk menyelamatkan mata budaya-mata budaya khususnya dalam bidang permainan tradisional agar tidak hilang ditelan zaman. (WN)