Kerjasama Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam Menyusun Arah Kebijakan Pemanfaatan Warisan Budaya Tak Benda

0
394

Minggu (06/06), Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengadakan diskusi terpumpun di Hotel Grand Mega, Denpasar Bali yang dihadiri oleh tim dari Dirjen Kebudayaan serta undangan  dari Dinas Kebudayaan, Dekranasda, Desperindag, Balai Bahasa, komunitas budaya serta media cetak dan elektronik.

Acara di buka dengan sambuatan dari kepala BPNB Provinsi Bali sekaligus memberikan paparan mengenai pentingnya WBTB sebagai suatu kekayaan bangsa.  Dia menjelaskan, merujuk pada pelaksanaan pemajuan kebudayaan berasaskan toleransi,keberagaman, kelokalan, lintas wilayah, partisipatif, manfaat, keberlanjutan, kebebasan berekspresi,keterpaduan, kesederajatan, dan gotong royong, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan di sini.

Diskusi terpumpun ini dilaksanakan bertujuan untuk membangun komitmen bersama antara stakeholders, masyarakat, komunitas masyarakat, dan masukan-masukan dalam rencana penyusunan aturan yang menjadi acuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta memayungi peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam pelestarian WBTB untuk pemajuan kebudayaan.

Peserta yang hadir dalam diskusi terpumpun ini juga menyampaikan apresiasi terhadap Pemprov Bali yang telah berhasil membawa  kain endek untuk digunakan oleh perancang busana terkenal di dunia yaitu Christian Dior Couture. Dimana Gubernur Bali melakukan penandatangan kerjasama dengan Christian Dior Couture dalam pemanfaatan kain endek dalam rancangan busana di Tahun 2021.

Di akhir diskusi Bapak Syukur dari Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan mengatakan, tiap tahun sudah dilakukan pengusulan WBTB dan kemudian ditetapkan. Tetapi, belum banyak tindak lanjut pemanfaatan setelah penetapan tersebut. Oleh karena itu, perlu penyamaan persepsi antara pemerintah pusat dengan pemda dan komunitas masyarakat karena budaya itu milik masyarakat pendukung. “Kita dorong bagaimana pengembangan dan pemanfaatan WBTB. Kebudayaan selama ini dipandang sebagai pengeluaran, bagaimana ini menjadi investasi untuk menuju kesejahteraan masyarakat,” katanya