KEDIAMAN RAJA DAN BANGSAWAN BALI

0
9147

Puri di pulau Bali adalah nama sebutan untuk tempat tinggal bangsawan Bali, khususnya mereka yang masih merupakan keluarga dekat dari raja-raja Bali. Berdasarkan sistem pembagian triwangsa atau kasta, maka puri ditempati oleh bangsawan berwangsa ksatria.

Puri-puri di Bali dipimpin oleh seorang keturunan raja, yang umumnya dipilih oleh lembaga kekerabatan puri. Pemimpin puri yang umumnya sekaligus pemimpin lembaga kekerabatan puri, biasanya disebut sebagai Penglisir atau Pemucuk. Para keturunan raja tersebut dpata dikenali melalui gelar yang ada pada nama mereka, misalnya Ida I Gusti, Cokorda, Anak Agung Ngurah, Dewa Agung, Ratu Agung, Ratu Bagus dan lain-lain untuk pria serta Cokorda Istri, Anak Agung Istri, Dewa Ayu, dan lain-lain untuk wanita.

Puri Gede Karangasem
Puri Gede Karangasem

Secara etimologis, kata puri sesungguhnya berasal dari akhiran bahasa Sansekerta (-pur, –puri, –pura, –puram, –pore), yang artinya adalah kota, kota berbenteng atau kota dengan menara atau istana. Dalam perkembangan pemakaiannya di Bali, istilah “Pura” menjadi khusus untuk tempat pemujaan Tuhan, sedangkan istilah “Puri” menjadi khusus untuk tempat tinggal para raja dan bangsawan. Saat ini kata puri dapat dipadankan dengan kata keraton atau kata pura dalam Bahasa Jawa, misalkan Pura Mangkunagaran. Beberapa puri dahulunya juga berperan sebagai benteng strategis untuk pertahanan kerajaan.

Daerah atau wilayah kekuasaan puri-puri di Bali jaman dahulu, tidak berbeda jauh dengan wilayah administratif pemerintahan kabupaten dan kota di Provinsi Bali. Setelah Kerajaan Gelgel mulai terpecah pada pertengahan abad ke-18, terdapat beberapa kerajaan, yaitu Badung (termasuk Denpasar), Mengwi, Tabanan, Gianyar, Karangasem, Klungkung, Buleleng, Bangli dan Jembrana. Persaingan antardinasti dan antaranggota dinasti pada akhirnya menyebabkan Belanda dapat menguasai Bali dengan tuntas pada awal abad ke-20. Setelah masa kolonial Belanda, Jepang dan masa kemerdekaan Indonesia, kekuasaan puri berubah menjadi lebih bersifat simbolis. Peranan berbagai puri di Bali umumnya masih tinggi sebagai panutan terhadap berbagai pelaksana aktivitas adat dan ritual Agama Hindu Dharma oleh masyarakat banyak.

Puri sebagai sebuah karya arsitektur merupakan wujud kebudayan fisik yang lahir melalui ide dan sistem budaya serta sistem sosial masyarakat Bali di masanya. Melalui arsitektur puri dapat dilihat gambaran budaya masyarakat Bali pada masa tertentu. Perubahan sosial dan budaya yang terjadi pada masyarakat Bali yang berlangsung pada rentang waktu tertentu akan tercermin pada perubahan elemen-elemen arsitektur puri. Perubahan sosial dan budaya yang cukup tajam sangat jelas terlihat pada periode Bali pada masa kolonial (Artadi, 2010).