Gula semut merupakan hasil industri tradisional masyarakat Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem Bali. Gula semut terbuat dari tuak atau air nira lontar yang banyak ditemukan di daerah ini. Desa Kubu berada di pesisir utara Pulau Bali dikenal sebagai daerah yang memiliki topografi kawasan pantai dengan kondisi tanah yang kering. Di sini banyak tumbuh pohon lontar yang tangkai bunganya disadap untuk mendapatkan air nira. Air nira ini rasanya manis dan dapat diminum langsung setelah disadap. Bila sudah dibiarkan beberapa lama air nira ini semakin asam kemudian kemudian diproses menjadi tuak, arak, gula merah, dan gula semut.

Proses pembuatan gula semut hampir sama dengan pembuatan gula merah, namun untuk menghasilkan gula semut memerlukan proses lebih panjang. Waktu pembutan atau memasak gula semut lebih lama, sekitar 3-4 jam untuk 30 liter air nira. Di samping itu, air nira harus diaduk terus-menerus agar menhhasilkan gula yang lembut dan mengkristal dengan baik. Setelah mengkristal, gula diayak untuk mendapat gula yang halus seperti gula pasir. Rasa gula semut ini tidak terlalu manis, namun memiliki khasiat yang baik untuk tubuh.

Gula semut ini banyak digunakan di hotel-hotel dan restoran  sebagai pemanis minuman teh, kopi, susu yang digemari wisatawan asing. Orang-orang asing mengetahui bahwa gula semut memiliki nilai gizi yang baik dan dapat mencegah penyakit asma, menurunkan tekanan darah tinggi, dan memperbaiki fungsi hati. (WN)

Sumber: Dokumen Pencatatan WBTB BPNB Bali