Huta Tinggi– Tanggal 17 s/d 19 Juli 2016 kemarin Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh menghadiri undangan resmi dari Penghayat Aliran Kepercayaan Parmalim untuk menghadiri perayaan Upacara Sipaha Lima. BPNB Aceh diundang karena hubungan baik yang selama ini telah terjalin dengan Penghayat Aliran Kepercayaan Parmalim.
Sobat budaya, Parmalim merupakan salah satu aliran kepercayaan yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Pusat dari aliran kepercayaan ini berada di Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Aliran Parmalim ini bersifat turun temurun dari generasi awal sampai ke generasi-generasi berikutnya. Aliran Parmalim ini tidaklah sebagaimana agama lain yang ada dan diakui oleh negara kita yang wajib didakwahkan/disampaikan kepada individu atau kelompok lain. Ajaran Kepercayaan Parmalim ini lebih eksklusif dan inilah yang menyebabkan kenapa Parmalim hanya ada di Huta Tinggi dan sekitarnya saja.
Upacara Sipaha Lima (hari rayanya Parmalim) ini diadakan satu kali dalam setahun sobat budaya. Diadakan tepat pada bulan kelima dalam sistem penanggalan masyarakat Batak, yang untuk tahun ini bertepatan pada tanggal 18 Juli 2016 dalam sistem penanggalan Masehi. Upacara ini digelar di Bale Pasogit (balai asal-usul) Huta Tinggi, yang dalam kepercayaan Parmalim merupakan Huta Nabadia (tanah suci) Parmalim. Dipimpin oleh Ihutan prosesi ritual Upacara Sipaha Lima pun berjalan dengan tertib hingga selesai.
Upacara Sipaha Lima berlangsung dalam beberapa tahapan, yakni persahadatan (ikrar dan doa), pameleon (pemberian persembahan), dan panantion (pemberian nasehat-nasehat). Jadi sobat budaya, inti dari ritual upacara Sipaha Lima ini adalah sebuah bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta yang tertuang dalam sebuah bentuk persembahan/pengorbanan.