Fungsi dan Peran Gordang Sambilan pada Masyarakat Mandailing
Penulis : Sri Hartini dkk
Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh, Juni 2012
Jumlah Halaman : 144 halaman
Indonesia kembali heboh ketika Malaysia mengklaim Gordang Sambilan sebagai produk budayanya. Klaim atas produk budaya oleh negeri jiran itu bukan terjadi sekali saja. Sebelum gordang atau gendang berukuran besar dari Mandailing ini diklaim, lagu berlirik gembira yang biasa didendangkan adik-adik Pramuka ‘di sini senang di sana senang’ diam-diam sudah digunakan sebagai pariwara pariwisata mereka di pentas dunia melalui saluran televisi satelit. Itu belum termasuk klaim Malaysia atas rendang dari Minangkabau atau reog asal Ponorogo serta sejumlah produk budaya yang memang sudah melintasi sempadan administrasi negara.
Buku yang ditulis Sri Hartini dan kawan-kawan ini dapat disebut sebagai reaksi atas klaim Malaysia itu. Hartini dan kawan-kawan ingin menunjukkan bahwa Gordang Sambilan yang menjadi ikon Mandailing itu adalah sah milik Indonesia. Penjelasan sejarah dan tradisi bermusik yang dipaparkan Hartini dan kawan-kawan menunjukkan bahwa alat musik perkusi yang diumpamakan sebagai tek-tek mula ni gondang ini memang lahir dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan orang Mandailing di masa lalu hingga kini. Asal-usul ini tidak dapat diingkari. Secara implisit, Malaysia, menurut Hartini dan kawan-kawan mencoba mengingkari asal-usul gendang ini. Padahal keberadaan gendang yang berjumlah sembilan dan hanya bisa dimainkan setelah melakukan ritual tertentu ini tidak dapat dilepaskan dari orang Mandailing yang merantau ke negara itu jauh sebelum Malaysia sebagai institusi negara berdiri.
Buku terbitan BPSNT Banda Aceh ini (sekarang BPNB Banda Aceh) merupakan salah satu terbitan yang ingin menegaskan asal-usul, nilai yang terkandung dan status kepemilikan Gondang Sambilan. Sekalipun buku ini tidak banyak mengulas perkusi asli Mandailing ini secara teknikal, ulasan sekaligus makluman mengenai keadaan Gordang Sambilan terkini di Kabuopaten Mandailing Natal yang sempat memanaskan hubungan Indonesia dengan Indonesia sudah lebih dari cukup untuk memberikan informasi yang akurat sekaligus mematahkan klaim produk budaya Malaysia atas Gordang Sambilan.