Banda Aceh, Kegiatan yang bertemakan “Merajut Simpul Keindonesiaan: dari Kerajaan Aceh hingga Kemerdekaan Republik Indonesia” ini merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Banda Aceh yang bertujuan merajut simpul-simpul Keindonesiaan dan membangkitkan memori kolektif bangsa guna menumbuh-kembangkan kesadaran sejarah kepada generasi muda dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia, membuka cakrawala yang luas kepada generasi muda tentang keberagaman sejarah dan budaya serta memberikan bentuk baru dalam mempelajari sejarah yang menarik dan tidak membosankan bagi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Selain itu, juga memperkenalkan objek- objek peninggalan bersejarah dan budaya guna menumbuhkan sikap gemar melestarikan, melindungi dan memelihara peninggalan sejarah dan tradisi.
Kegiatan Lawatan Sejarah Daerah (LASEDA) ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada tanggal 25-26 maret 2015 dan diikuti oleh 80 peserta dari 16 Sekolah Menengah Atas/ sederajat di kawasan Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Tiap-tiap Sekolah mengutus 5 orang perwakilan peserta untuk mengikuti kegiatan ini.
Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu mengunjungi objek-objek sejarah yang berada di seputaran Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, Temu Tokoh berupa diskusi antara para peserta lawatan dan tokoh sejarawan (Drs. Rusdi Sufi), Direktur Sejarah dan Nilai Budaya Ditjen Kebudayaan Kemendikbud yang di wakili oleh Bapak Drs. Isak Purba. Kegiatan diisi juga dengan kuis berupa permainan (games) yang sarat akan pengetahuan sejarah. Peserta dibagi kedalam 8 kelompok dan masing-masing kelompok dipandu oleh seorang mentor. Pada hari pertama LASEDA, peserta mengunjungi objek- objek sejarah yang berada di Kota Banda Aceh seperti, Makam Raja-raja Bugis, Kandang Meuh( makam para sultan dan sultanah Kerajaan Aceh Darussalama), Gunongan, Pemakaman Peutjut, Tugu Proklamasi Taman Sari, Kandang XII dan Kherkoff. Pada hari berikutnya peserta melawat ke objek-objek sejarah yang berada di daerah Aceh Besar seperti, Makam Laksamana Malahayati, Benteng Iskandar Muda, dan Benteng Indra Patra. Di sela-sela lawatan, peserta juga berdiskusi bersama mentor mengenai objek-objek sejarah yang dikunjungi.
Dalam hal ini peserta siswa diwajibkan membuat laporan dengan metode baru yaitu “Infografis” dengan tema “Perjuangan Aceh dalam Pandangan Kami”. Infografis ini berupa gambaran dan pandangan siswa mengenai perjuangan Aceh yang dituangkan secara visual dan kemudian dipaparkan di hadapan juri dan seluruh peserta.